Apa yang Dilupakan Leader yang Sibuk? |#108
Gak luangin waktu untuk 1 hal ini
Hi buddy
Pernah gak ketemu leader yang pikirannya kerja terus, achievement banyak, tapi kelihatan capek banget?
Rasanya kayak gak lagi enjoy sama pekerjaannya tapi burnout karena produktif yang dipaksakan.
Setelah mengisi workshop kepemimpinan di lebih dari 60 perusahaan, total 5000 jam dan dapat skor kepuasan 9,5. Saya ngobrol dengan banyak leader dan saya sering ketemu dengan leader tipe ini.
Obsesi banget sama target, OKR, dan pencapaian. Semua kegiatan yang dilakukan harus produktif. Tapi di balik itu, mereka lupa satu hal penting: bersenang-senang.
Bahkan sebagian dari mereka konsisten merasa bersalah ketika mengambil waktu luang untuk bersantai atau bersenang-senang.
Kalau leader-nya gak punya ruang buat happy, gimana mau membangun tim yang sehat?
Di newsletter ini saya bahas
Kenapa leader perlu waktu bersenang-senang?
Miskonsepsi bersenang-senang di waktu luang
3 Hal yang bisa dilakukan untuk mendapatkan kesenangan
Sebelum gue mulai
Gue mau share video lesson yang gue dapat 10 tahun terakhir berkarier.
Selama 10 tahun berkarier, gue sudah mencoba berbagai peran. Mulai dari konsultan, karyawan, sampai bangun bisnis sendiri.
Banyak pelajaran penting yang gue dapat, gue rangkum dalam 1 video pendek 10 menit
Biar lo gak perlu nunggu 10 tahun buat ngerti hal yang sama
Yuk kita mulai ke topik pembahasan
Kenapa leader perlu waktu buat bersenang-senang?
Karena jadi pemimpin itu bukan cuma soal ngejar hasil, tapi juga menjaga energi buat tetap waras untuk manage tim. Kalau yang dikejar cuma target tanpa istirahat, burnout itu tinggal tunggu waktu.
Menurut psikologi positif, Martin Seligman ada teori yang namanya PERMA. Ini lima elemen dasar yang bikin hidup manusia terasa utuh dan memuaskan:
P – Positive Emotion (Rasa senang, syukur, puas, rileks)
E – Engagement (Keterlibatan penuh dalam aktivitas, ngalamin flow)
R – Relationships (Hubungan positif yang suportif dan bermakna)
M – Meaning (Merasa terhubung ke sesuatu yang lebih besar dari diri sendiri)
A – Accomplishment (Rasa bangga atas pencapaian dan kemajuan)
Nah selama ini, banyak leader terlalu fokus di A (Accomplishment), tapi lupa mengisi ulang diri lewat P (Positive Emotion).
Padahal emosi positif itu bukan pelengkap, tapi salah satu pondasi penting. Tanpa itu, kita gampang merasa overwhelmed dan malah sulit untuk mencapai produktivitas yang optimal.
Miskonsepsi bersenang-senang
Bersenang-senang itu cuma buat orang yang punya waktu luang
Banyak leader merasa baru boleh senang-senang setelah semua kerjaan kelar. Padahal, kerjaan gak akan pernah benar-benar selesai. Kerjaan satu kelar, disusul kerjaan lainnya. Alhasil tanpa sadar, mereka terus menunda rasa bahagia dan makin hari makin capek.
Emosi positif itu bonus, yang penting target tercapai dulu
Sebagian besar leader menganggap waktu santai atau bersenang-senang itu bonus kalo target udah tercapai. Bukan sesuatu yang perlu dilakukan sejak awal atau ketika project berjalan. Padahal, emosi positif justru bisa jadi bahan bakar untuk mencapai hasil yang lebih baik
Lalu apa yang bisa leader lakukan untuk memenuhi kebutuhan positive emotion?
3 Cara Memenuhi Positive Emotion
1. Interaksi bermakna dengan orang lain
Menurut studi yang dilakukan Harvard Study of Adult Development, yang meneliti kehidupan ratusan orang selama lebih dari 75 tahun, menemukan 1 hal penting.
Kualitas hubungan yang kuat adalah prediktor paling ampuh dari kepuasan hidup.
Ini bisa datang dari keluarga, teman, rekan kerja, dan orang-orang lain di sekitarmu.
Dan menariknya, aktivitas yang dilakukan bareng orang lain hampir selalu terasa lebih menyenangkan dibandingkan dilakukan sendirian.
Jadi perbanyak waktu interaksi sama orang lain di sela-sela pekerjaanmu.
2. Melakukan apa yang kita sukai
Salah satu kunci kepuasan hidup adalah otonomi. Kebebasan buat memilih aktivitas yang sejalan sama nilai dan kesenangan pribadi.
Bukan kita melakukan sesuatu hal karena semata-mata itu intruksi orang lain atau beban ekspektasi sosial.
Jadi kerjain hal-hal yang kamu suka atau hobimu di waktu luang atau setelah bekerja. Misalnya dengan baking, main game, karaoke, jalan-jalan atau lainnya.
3. Punya beragam aktivitas
Mungkin kamu berpikir kalo punya 1 hobi ya bisa ngelakuin itu aja tiap kali ada waktu luang.
Tapi ternyata, menurut riset kalo kita cuma ngerjain satu aktivitas yang sama untuk bersenang-senang, itu bisa berdampak negatif.
Karena semakin banyak waktu yang kamu habiskan untuk satu aktivitas aja, makin berkurang rasa senangnya dan malah bikin bosen.
Selain ngerjain hobi, kamu bisa variasikan dengan kegiatan lainnya. Misalnya olahraga, ngobrol sama teman, kumpul bersama keluarga, baca buku dan lainnya.
PS. Selain luangin waktu untuk bersenang-senang, jangan lupa juga untuk meningkatkan skill biar kerja lebih produktif. Salah satunya ningkatin soft skill penting dan relevan di karier.
Saya share e-book 29 halaman GRATIS yang bahas:
Kenapa soft skill bisa jadi pembeda karier kamu
5 skill yang saya rangkum dalam framework SOLID
Contoh penerapan dan refleksi praktis yang bisa kamu coba langsung
Interested to learn with me?
Ada beberapa cara untuk belajar lebih dalam sama saya, silakan pilih yang cocok sama kebutuhanmu.
Join Waiting List Buku Saya
Setahun terakhir saya mempersiapkan buku pertama saya. Buku ini berisi pembelajaran mengenai pengalaman kerja selama 10 tahun, insight dari 100 buku manajemen dan pengembangan diri, konten yang saya share di media sosial, dan ilmu yang saya bagikan ke 60+ perusahaan.
Kalau kamu tertarik mengikuti update buku saya dan dapetin bonus pre order, daftar di sini
Corporate Workshop Program
Sudah ada 60+ organisasi yang mengundang saya untuk memberikan pelatihan di organisasi mereka tentang leadership. Beberapa topik yang sering saya bawakan
Strategic Thinking
Building a High-Performing Team
Professional Communication
Silakan cek detailnya di sini
Self Paced Course
473+ orang yang udah belajar project management dan strategic thinking melalui kelas rekaman yang bisa diakses dimana saja dan kapan saja.
FYI, beberapa peserta kami meminta kantor mereka mereimburse sehingga mereka bisa belajar secara gratis. Siapa tahu kantor kamu juga menawarkan benefit yang serupa.
Silakan cek detailnya di sini
Content of The Week
LinkedIn - Kualitas atasan yang bikin gue betah kerja sama dia
Sikap atasan yang bikin saya betah kerja. Bukan sekedar jago ngasi motivasi. Tapi bisa ngasi psychological safety. Menurutmu, sikap atasan seperti apa yang bikin kamu betah kerja sama dia?
X - Gaya kepemimpinan dan tips penerapannya
Gaya kepemimpinan itu bukan suka-suka kita. Tapi bergantung sama konteks dan tim yang kita pimpin. Berikut beberapa konteks yang cocok untuk 6 gaya kepemimpinan ini.
Instagram - Kenapa ada yang kariernya cepet naik, sementara yang lain stuck?
Udah kerja keras dan hasil bagus. Tapi karier masih di situ-situ aja? Tapi perlu cara kerja yang berbeda. Biasanya, karyawan yang cepat naik level punya 5 soft skill penting dan relevan di karier.