Hi buddy
Buat yang belum tau, bulan ini gue mau meluncurkan course Strategic Thinking Mastery
Di course ini gue akan mengajarkan skill berpikir strategis dengan basis landasan teori dan pengalaman personal gue
Buat yang penasaran, gue spill ya silabusnya
Yuk join waitlist supaya lo dapat harga spesial saat launching di tanggal 25 Juni
Cari tahu detailnya di page ini
Di episode ini gue mau share:
Kenapa kita perlu mengenal pemimpin kita?
4 Hal yang perlu kita tau dari pemimpin
Cara practical untuk kenal dan memahami pemimpin
Banyak tips jadi manajer yang hebat tapi sedikit yg bahas cara jadi anggota tim yang keren.
Padahal caranya ga sesimpel patuh sama atasan dan aturan, tapi juga gimana bangun hubungan yg solid sama atasan.
Dan ini terbukti dari sedikit banget resources yang bahas gimana cara jadi bawahan yang oke.
Hasil search di Google tentang “How to be a good leader” sekitar 1,54 miliar hasil.
Sedangkan hasil search di Google “How to be a good follower” cuma sekitar 0,086 miliar.
Apakah itu berarti jadi pemimpin yang baik 20x lebih penting daripada menjadi pengikut yang baik?
Menurut gue nggak sih. Gue yakin kedua peran tersebut sama pentingnya.
Sayangnya, resources yang mengajarkan kita untuk menjadi pengikut yang baik gak terlalu banyak dibandingkan dengan resources yang mengajarkan kita untuk menjadi pemimpin yang baik.
Oleh karena itu, gue mau share beberapa pemikiran tentang bagaimana menjadi pengikut yang baik.
Gue menyadari gue belum menjadi pengikut yang perfect. Bahkan, gue masih terus belajar untuk menjadi pengikut yang lebih baik.
Ketika kerja kantoran, gue sangat beruntung bisa kerja dengan berbagai tipe pemimpin. Beberapa pengalaman gue sangat buruk dan semuanya punya satu kesamaan. Apa itu?
Gue gak menginvestasikan waktu yang cukup untuk memahami pemimpin gue.
Kenapa kita perlu mengenal pemimpin kita?
Sebaga anggota tim, kita sering berharap pemimpin memahami kita. Karena mereka lebih berpengalaman dan dibayar lebih banyak daripada kita. Jadi mereka harus melakukan semua pekerjaan berat termasuk memahami tim-nya.
Pemikiran ini sering banget gue temui. Sayangnya, pola pikir ini menghalangi kita untuk menjadi anggota tim yang hebat.
Pola pikir ini akan membuat kita cenderung pasif dan merasa berhak untuk mendapatkan sesuatu tanpa melakukan usaha apa pun.
Ini bahaya karena bikin kita kurang termotivasi dan ga punya inisiatif dalam bekerja.
Padahal kita tau bahwa untuk membuat sebuah hubungan berhasil, kedua belah pihak harus berperan. Gak hanya pemimpin yang harus memahami anggotanya, tetapi anggotanya juga harus memahami pemimpin. Dengan memahami pemimpin, kita bisa menyesuaikan cara kerja kita dan add value yang relevan.
Nah terus gimana kita bisaa memahami pemimpin dengan lebih baik?
4 Hal yang Perlu Kita Tau dari Leader
Untuk memahami leader kita dengan lebih baik, kita perlu tahu lebih banyak tentang mereka. Empat hal penting yang sebaiknya kita tahu tentang leader kita
1. Motivasi
Memahami sumber motivasi leader itu sangat penting. Karena itu bantu kita paham kenapa dia membuat pilihan tertentu. Ada dua bagian dari motivasi yang harus kita pahami yaitu kebutuhan dan tujuan.
Kebutuhan
Gue telah membaca beberapa teori motivasi. Salah satu teori yang cukup aplikatif dalam konteks ini adalah Teori Kebutuhan dari McClelland. Teori ini menjelaskan bahwa manusia memiliki tiga sumber kebutuhan.
Kekuasaan: Kebutuhan untuk berdampak pada orang lain. Bentuknya bisa dengan memengaruhi dan mengubah orang lain
Afiliasi: Keinginan untuk membangun dan mempertahankan hubungan yang hangat dengan orang lain
Achievement = Dorongan untuk unggul, untuk mencapai sesuatu dan berusaha untuk berhasil
Tujuan
Pahami apa yang ingin dicapai dalam jangka waktu pendek, menengah, dan panjang. Sebagai contoh, jika kita tahu bahwa pemimpin kita ingin mendapatkan promosi, kita akan mengerti mengapa terkadang dia bekerja di akhir pekan. Kita juga akan mengerti mengapa dia menetapkan target yang sangat tinggi yang membebani tim.
2. Kepribadian
Menurut Ray Dalio dalam bukunya, “Principle”, setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda. Kita harus menyadari bahwa setiap orang, termasuk pemimpin kita, adalah unik. Kita harus berusaha untuk memahami keunikan tersebut.
Kepribadian
Ada beberapa cara untuk memahami kepribadian. Gue rekomendasikan pakai Tes Kepribadian. Beberapa tes yang telah gue gunakan secara pribadi adalah MBTI, Strengthsfinder, dan PrinciplesYou.
Gue paham banyak pro kontra dari Tes Kepribadian. Gue juga paham bahwa gak ada tes kepribadian yang sempurna. Jadi gue menyarankan hasil tes kepribadian hanya sebagai poin data tambahan, bukan sebagai vonis yang kaku. Karena kepribadian seseorang bisa berubah dan kita harus menyesuaikan pemahaman kita dari waktu ke waktu.
Kedewasaan
Selain kepribadian, kedewasaan juga memainkan peran penting dalam membentuk perilaku seseorang. Tim Elmore, Presiden dari Growing Leaders, sebuah organisasi nirlaba internasional yang didirikan untuk mengembangkan pemimpin-pemimpin baru, menjelaskan ciri-ciri orang yang dewasa:
Orang yang dewasa mampu menjaga komitmen jangka panjang
Orang yang dewasa gak goyah hanya karena pujian atau kritik.
Orang yang dewasa punya kerendahan hati.
Keputusan orang yang dewasa didasarkan pada karakter, bukan perasaan.
Orang yang dewasa menyampaikan rasa syukur secara konsisten
Orang yang dewasa tahu gimana memprioritaskan orang lain sebelum diri mereka sendiri.
Orang yang dewasa mencari kebijaksanaan sebelum bertindak.
Kriteria ini menjadi data tambahan untuk memahami pemimpin kita. Sebagai contoh, gue pernah punya pemimpin yang sering mengkritik omongan anggota timnya.
Dalam pembelaannya, dia adalah tipe “Pemikir” dalam MBTI sehingga itu adalah naluri alaminya. Meskipun itu bisa jadi benar, ada baiknya juga untuk refleksi karena bisa jadi dia punya PR untuk meningkatkan kedewasaannya dengan mengapresiasi karyawannya lebih konsisten.
3. Gaya kerja
Selain dua hal tadi, kita juga harus memahami gaya kerja pemimpin kita. Beberapa aspek kuncinya adalah:
Komunikasi
Cari tahu saluran dan intensitas komunikasi yang disukai oleh pemimpin kita.
Ada leader yang prefer dialog tatap muka, ada yang lebih suka chat atau email. Ada leader yang ingin diskusi secara intens setiap hari, sementara beberapa lainnya hanya ingin mengobrol sekali seminggu ditambah dengan update progress harian secara teratur.
Waktu dan Metode
Sebagian leader merasa lebih bisa bekerja dengan efektif di pagi hari, sementara itu sebagian lainnya lebih fokus di malam hari.
Ada juga beberapa orang (termasuk gue) yang sangat kecanduan untuk deep work tanpa gangguan apa pun. Pada waktu ini biasanya, orang tidak ingin melakukan interaksi dengan orang lain.
Bukan berarti kita gak nyaman interaksi sama orang lain, tapi kita ingin menyelesaikan pekerjaan secepat mungkin agar punya lebih banyak waktu untuk hal lain.
Kekuatan dan Kelemahan
Gak ada orang yang sempurna, termasuk pemimpin kita. Kita perlu tau kekuatan apa yang dia punya dan apa hal yang perlu ditingkatkan.
Ketika tau hal tersebut, kita tau apa yang bisa kita manfaatkan dan gimana kita bisa membantu mereka. Ada pemimpin yang technical skill-nya jago, ada juga yang sangat mahir dalam stakeholder management. Setiap leader punya cara add value dan punya potensi masalah yang berbeda-beda.
4. Lingkungan
Selain memahami pemimpin kita, penting juga untuk memahami lingkungannya.
Organisasi
Organisasi punya pengaruh signifikan terhadap cara kerja pemimpin kita. Misalnya, tiba-tiba prioritas perusahaan berubah dan tim kita sedang mengerjakan salah satu tujuan perusahaan yang paling penting. Perubahan ini membuat pemimpin kita lebih sibuk dari sebelumnya.
Untuk mengetahui hal ini, coba diskusi sama rekan kerja dari tim yang berbeda. Mereka biasanya punya informasi yang gak kita ketahui. Sejak Juli 2019, gue menetapkan target pribadi untuk makan siang atau ngopi sama 2 rekan kerja per minggu. Hal ini secara signifikan meningkatkan kemampuan gue untuk tahu lebih banyak tentang konteks organisasi.
Pribadi
Jika memungkinkan, lo juga bisa ngobrolin kehidupan personalnya, selama gak mengganggu privasinya.
Contohnya, suatu hari gue sangat marah karena pemimpin gue gak menepati janjinya. Kemudian, gue tau dari rekan-rekan kerja gue bahwa dia sebenarnya sedang mengalami masalah di rumah. Orang tuanya sakit parah dan anaknya juga sakit.
Hal ini membantu gue untuk lebih bisa berempati dan mengingatkan gue untuk gak menghakimi orang lain. Karena suatu hari nanti, gue bisa aja berada dalam situasi tersebut.
Terus, gimana gue bisa mendapatkan informasi tersebut?
Cara yang paling direkomendasikan untuk melakukannya adalah dengan ngobrol sama atasan kita. Bisa melalui diskusi one-on-one, makan malam sama tim dan outing. Kita bisa menggunakan kesempatan ini untuk mengenal pemimpin kita dengan lebih baik.
Jika hal ini gak memungkinkan, coba observasi perilaku pemimpin. Amati kata-kata yang sering dipakai, emosi yang sering diungkapkan, dan komentar yang diberikan. Hal-hal tersebut biasanya jadi petunjuk tentang apa yang disukai dan gak disukai.
Selain itu, lo juga bisa mencari data tambahan dari rekan kerja. Di awal lo perlu membuat intensi yang tepat yakni untuk mengenal atasan lebih dekat. Kalo intensinya ga jelas, ngobrol sama rekan kerja malah bisa jadi ajang gosip aja. Tanyakan hal-hal yang terkait dengan gimana cara kerja yang oke sama atasan. Pilih orang-orang yang punya pengalaman langsung kerja sama atasan atau bagian HR.
Kesimpulan
Dulu di awal karir gue gak mencari tau gimana caranya menjadi anggota tim yang baik. Gue gak secara aktif memahami pemimpin gue.
Setelah tau nilai pentingnya, gue inisiatif untuk mencari tau dan hubungan gue sama atasan jadi lebih baik dan efektif. Semoga ini bisa membantu lo untuk bekerja dengan lebih baik sama pemimpin lo.
Recap 4 hal yang perlu kita tau dari pemimpin
Motivasi (Kebutuhan dan tujuan)
Kepribadian (Kepribadian dan kedewasaan)
Gaya kerja (Komunikasi, waktu dan metode, kekuatan dan kelemahan)
Lingkungan (Organisasi dan pribadi)
Selain memahami 4 hal di atas, untuk bisa bekerja sama dengan baik sama atasan kamu juga perlu punya skill berpikir strategis.
Sehingga lo bisa jadi lawan bicara yang sepadan di mata stakeholder. Lo gak hanya bisa mengeksekusi instruksi yang dia kasi tapi juga bisa memberikan masukan terhadap visi dari manager
Kalau lo tertarik mengembangkan skill ini, lo bisa join di course gue Strategic Thinking Mastery
Sebelumnya, gue beberapa kali menyampaikan materi tentang berpikir strategis untuk berbagai perusahaan. Berikut beberapa testimoni dari mereka yang pernah belajar materi ini.
"Program ini memberikan penyegaran pada pola pikir saya dengan metode baru. Saya akan mengubah pikiran dan tindakan saya berdasarkan apa yang saya pelajari dari program ini untuk meningkatkan efektivitas kerja." - Senior Manager, Tech.
"Program ini sangat berguna dalam mengaplikasikan berpikir strategis di lingkungan kerja. Saya belajar menyusun masalah menjadi lebih terstruktur, yang membantu tim saya bekerja lebih efektif dan strategis." - Manager, Manufacturing Company.
"Kursus ini mengajarkan saya cara mengubah ide mentah menjadi rencana terstruktur. Dengan teknik anti-goals dan problem statement, saya bisa mengecek apakah tujuan saya mengorbankan tujuan penting lainnya, sehingga saya bisa mencapai target dengan lebih efektif." - Individual Contributor, Tech.
Mau tau lebih lanjut? Lo bisa baca-baca informasi detail-nya di sini
See you there!
Content of the week
LinkedIn - Jadi leader ga harus jadi yang paling jago
Selama berkarir, gue sering mendengar stigma tentang manager yang bilang “manager itu kerjanya cuma nyuruh-nyuruh doang”. Padahal faktanya, pekerjaan manager itu banyak banget. Gue bahas di post ini.
Twitter - Cara punya orang dalam biar cepat dapat kerja
Sekarang susah cari kerja kalo ga punya orang dalam. Dan faktanya tepat sekali. 70% pekerjaan ga dipublikasikan secara umum, 80% pekerjaan diisi lewat koneksi pribadi dan profesional. Gue share 3 tips yang bisa lo coba.
Tiktok - Cara cari muka yang elegan
Banyak orang menganggap “cari muka” itu jelek banget dan ga etis. Padahal dalam dunia kerja itu salah satu hal penting selama ga melanggar norma atau aturan yang berlaku. Ini 7 tips yang bisa lo coba.
Instagram - 5 Step persiapan sebelum presentasi
Ketika ngeliat orang jago presentasi, gue merasa ini soal bakat. Setelah observasi dan ngobrol sama mereka, ternyata gue salah. Mereka punya persiapan yang matang, gue share di post ini.