Hey buddy!
Sebagai orang Indonesia, lo pasti familiar sama yang namanya “gak enakan”.
Lo pengen banget bilang enggak ke request yang datang, tapi lo bingung gimana cara ngomongnya. Entah karena yang minta orang berpengaruh, atau karena lo merasa ini hal yang ga bisa di-negosiasi.
Kabar baiknya: lo gak sendirian.
Ini masalah yang dialami hampir semua peserta training gue. Bahkan ada beberapa company yang spesifik hire gue dengan satu tujuan: ngajarin tim mereka lebih berani mengatakan tidak.
Tapi ini yang menarik: kunci untuk mengatakan tidak adalah dengan tidak mengatakan tidak.
Gimana caranya? Di episode ini gue akan share 3 teknik yang bisa lo praktekkan langsung.
Setelah delivering leadership workshops di 60+ organisasi, gue bisa bilang: lo bukan satu-satunya yang struggle dengan ini.
Kebanyakan orang mikir mengatakan tidak itu bikin mereka jadi orang yang menyebalkan atau susah diajak kerja sama.
Padahal justru sebaliknya.
Di episode ini, gue akan breakdown apa yang biasanya gue ajarkan di corporate workshop programs supaya lo bisa jadi kolaborator yang lebih baik, bukan dengan selalu bilang “iya”, tapi dengan mengatakan tidak di waktu yang tepat.
Let’s dive in!
Kenapa Mengatakan Tidak Itu Penting?
Sebelum masuk ke tekniknya, lo harus paham dulu: mengatakan tidak itu bukan hal yang egois.
Justru, ini penting untuk kebaikan semua orang.
Kenapa? Karena ketika lo mengatakan tidak, lo bisa lebih fokus melakukan pekerjaan lo. Dan ketika lo lebih fokus, otomatis kualitas pekerjaan lo jadi lebih bagus.
Dampaknya:
Atasan lo dapat overall team performance yang lebih baik
Kolaborator lo dari departemen lain dapat kualitas pekerjaan yang memang bagus, bukan setengah-setengah
Lo sendiri lebih fokus dan mental health lo terjaga
Jadi jangan merasa bersalah. Mari kita bahas caranya.
Teknik 1: Tanyakan Pertanyaan Penjelas
Bayangkan lo adalah designer. Marketing team minta lo bikin poster untuk campaign besok, padahal agreement-nya request harus 3-5 hari sebelumnya.
Daripada langsung iya atau langsung tolak, coba tanyakan:
“Apa background dari campaign ini?”
“Apa spesifikasi atau informasi penting yang harus ada di poster?”
“Ada hal lain yang perlu gue pertimbangkan?”
Yang akan terjadi:
Mereka bisa tarik balik request karena sadar belum mikir matang
Mereka butuh waktu untuk clarify dulu
Mereka jadi sangat clear dengan kebutuhan, sehingga lo bisa kerjain lebih cepat
Either way, ini memudahkan hidup lo. Always tanya clarifying questions dulu.
Teknik 2: Tunjukkan Trade-Off
Prinsipnya sederhana: waktu lo terbatas. Ketika ada request baru masuk, ada konsekuensinya.
Lo bisa bilang:
“Thank you for the request. Saat ini gue lagi mengerjakan 3 project lainnya. Kira-kira dari 3 project ini, mana yang perlu gue deprioritize supaya project yang lo minta bisa gue kerjain sekarang?”
Dengan begini, orang yang request jadi mikir: mana yang harus dideprioritize?
Kalau dia ngotot semua harus dikerjain dengan kualitas bagus, lo bisa kasih opsi lain: “Kalau lo pengen gue kerjain semuanya, implikasinya analisis gue tidak akan maksimal karena gue akan pakai data source yang lebih sedikit. If that’s okay, gue bisa coba kerjain semuanya.”
Ini memaksa mereka berpikir seberapa realistis permintaan mereka.
Teknik 3: Tawarkan 5-Minute Favor
Sering kali orang request tanpa mikir berapa lama waktu yang dibutuhkan, bukan karena jahat, tapi mereka beneran gak tahu.
Gue inget dulu atasan gue minta data market share yang detail banget. Gue estimate butuh 3 hari.
Tapi setelah gue tanya kenapa dia butuh data itu, ternyata ada alternatif lebih simple: report yang udah gue punya. Dalam 5 menit, masalah selesai.
Always think: apa hal lain yang lebih mudah yang bisa lo tawarkan sebagai alternatif untuk menjawab kebutuhan orang tersebut?
Sering kali orang datang dengan apa yang mereka butuhkan, bukan kenapa mereka butuh. Dan lo mungkin punya solusi yang jauh lebih simple.
Let’s Recap
Jadi tadi kita udah bahas:
Kenapa mengatakan tidak itu penting untuk jadi kolaborator yang lebih baik
3 teknik untuk mengatakan tidak tanpa mengatakan “tidak”:
Tanyakan pertanyaan penjelas
Tunjukkan trade-off
Tawarkan 5-minute favor
Next step: Coba salah satu teknik ini minggu depan ketika ada request yang datang. Share di kolom komentar teknik mana yang lo coba dan gimana hasilnya!
Best of luck!
Tertarik buat belajar lebih lanjut sama gue?
Ada dua alternatif yang lo punya
Corporate Training Program
Gue udah deliver leadership dan communication training buat manager di 60+ perusahaan seperti BRI, GoTo, Paragon, dan Pertamina.
Kalau lo merasa konten ini bermanfaat, lo bisa explore undang gue buat ngisi di kantor lo.
Buku SOLID Skills
Di buku ini gue share fondasi kesuksesan karier di masa depan dunia kerja melalui 5 skill paling utama yaitu: Strategic Thinking, Operational Excellence, Learning Agility, Influential Communication, dan Digital Mindfulness.

