Legenda Management, Peter Drucker mengatakan
“Kita menghabiskan banyak waktu untuk membantu leader untuk belajar apa yang perlu mereka lakukan, tapi kita ga menghabiskan cukup waktu untuk membantu mereka belajar apa yang perlu mereka hentikan.”
Advice ini menjadi basis buat gue sharing apa yang mau gue hentikan dan kurangi di tahun 2025.
Refleksi 2024
Di tahun 2024, bisnis gue tumbuh melebihi ekspektasi sebesar 150% dari target.
Apa yang gue rasakan?
Gue merasa happy dan grateful
Tapi bukan itu yang paling sering gue rasakan
Gue lebih sering merasa kelelahan karena harus lompat dari satu project ke project lainnya
Gue merasa cemas apakah ini hanya sebuah keberuntungan
Gue juga ga bisa benar benar merasakan perasaan positif
Gue pun melakukan refleksi terhadap hal ini
Dari situ muncul 3 hal yang menyebabkan hal ini terjadi
Sehingga akan gue kurang kurangi di tahun depan
1. Gak merayakan kesuksesan
Kenapa merayakan kesuksesan itu penting?
Bayangin lo lagi naik gunung. Perjalanannya panjang, butuh waktu berjam-jam bahkan bisa berhari-hari.
Merayakan kesuksesan itu ibarat kita berhenti sebentar di tiap pos peristirahatan. Makan, minum, duduk-duduk sambil menikmati pemandangan. Setelah itu lanjut lagi.
Kalau kita memaksa diri untuk terus jalan dan mendaki, kita bisa tepar di tengah jalan, bahkan parahnya gak bisa lanjut sampai puncak.
Gimana caranya merayakan kesuksesan di karier?
Me time
Lakukan apapun yang lo suka. Lo bisa mendedikasikan waktu sehari atau beberapa jam untuk nonton, ngelakuin hobi, baca buku atau lainnya.
Reward
Beli sesuatu yang lo inginkan dari lama. Bahkan sesederhana makanan favorit lo, atau lainnya.
Celebrate sama orang lain
Traktir pasangan, keluarga atau temen untuk merayakan kesuksesan bareng-bareng. Simple tapi happy nya berkali lipat.
2. Gak punya waktu istirahat yang cukup
Kadang masalah ini berangkat dari 2 penyebab. Pertama, kita gak bisa manage waktu dengan baik sehingga gak punya waktu istirahat. Kedua, kita punya mindset yang keliru tentang istirahat.
Kita mengira istirahat itu aktivitas yang cuma ngabisin waktu, sia-sia, dan tidak produktif. Jadi cari tau apa akar masalahnya dulu baru nentuin solusinya.
Kalo gue problemnya lebih ke manage waktu dan mengelola prioritas. Sehingga gue gak banyak menghabiskan waktu untuk kegiatan-kegiatan non prioritas.
Selain itu lo bisa melakukan active recovery. Active recovery bekerja gak hanya memastikan tubuh beristirahat, tetapi tubuh bisa pulih dan siap menjalani aktivitas kembali.
3 Cara melakukan Active Recovery:
Tidur yang berkualitas
Gak asal memejamkan mata, tetapi tidur dalam ruangan gelap, suhu dingin, dan no screens atau suara yang mengganggu.
Olahraga ringan
Lo bisa memilih untuk yoga, lari pendek, jalan-jalan di alam, dan lainnya. Bukan jenis olahraga yang justru bikin kelelahan.
Luangkan waktu untuk reset total
Saat lo ngerasa stres yang cukup intens, coba luangkan waktu untuk istirahat total selama beberapa hari. Tapi kembali lagi sesuaikan sama kebutuhan lo. Bisa sehari, 2 hari, seminggu, atau bahkan sebulan. Setiap orang punya standar dan cara yang beda-beda.
3. Terlalu terobsesi dengan metrik bisnis
Di tahun 2024, ada banyak hal yang mau gue lakukan. Setiap gue mau memikirkan apa yang mau gue lakukan, gue selalu mengukur dampaknya terhadap bisnis gue.
Di satu sisi, ini bikin bisnis gue fokus dan grow. Di lain sisi, gue kehilangan aspek spontanitas dan fun dari kehidupan yang gue inginkan.
Di tahun 2025, gue mau mengalokasikan waktu untuk mengerjakan hal yang mungkin ga menguntungkan secara bisnis tapi bisa memberikan gue manfaat lain.
Manfaat tersebut antara lain:
Melakukan hal yang bikin gue semangat
Bisa interaksi sama orang orang keren
Bisa memberikan dampak positif buat orang lain
Bisa mengeksplorasi rasa penasaran gue
Bentuknya apa, masih gue pikirin along the way.
Kabarin ya kalau lo ada ide.
Nah back to you.
Apa kebiasaan buruk lo yang ingin diganti di 2025?
Interested to learn with me?
Ada beberapa cara untuk belajar lebih dalam sama gue, silakan pilih yang cocok sama kebutuhanmu.
Speaking Engagement
40+ organisasi yang udah mengundang gue sebagai pembicara.
Gue sudah berpengalaman menjadi pembicara di berbagai topik tentang karir dan self development untuk workshops, sharing sessions atau panel discussions.
Self Paced Course
340+ orang yang udah join di course ini.
Belajar mandiri di mana saja dan kapan saja tentang topik project management, career planning dan strategic thinking.
Content of The Week
LinkedIn - Kenapa karyawan terbaik cabut meski digaji tinggi?
Gak sedikit high performer resign dari kerjaan yang bergaji tinggi, bahkan rela dapat bayaran lebih rendah. Gue share beberapa pertimbangan yang membuat mereka resign. Menurutmu, mana faktor pertimbangan yang paling utama?
X - Yang sebenarnya bikin atasan happy dari karyawan?
Bukan cuma nurut atau patuh sama instruksi atasan. Tetapi juga punya attitude dan soft skill yang penting. Buat manager, share juga dong apa ekspektasi yang menurutmu penting untuk dipenuhi karyawan selain yang ada di konten ini.
Instagram - 7 Skill langka yang cuma dimiliki leader terbaik
Banyak orang bilang, kalau mau jadi leader itu yang penting komunikasinya bagus. Tetapi itu aja tidak cukup. Banyak skill-skill lain yang sering disepelekan tetapi memainkan peran kunci dalam memimpin.
Tiktok - Kenapa banyak banget bos yang ga bisa kerja?
Mungkin kita pernah sekali dua kali punya bos yang gak bisa kerja. Bisa karena skill, pengetahuan, experience atau kepribadiannya yang kurang mumpuni. Gimana caramu biar tetap bisa efektif di pekerjaan dengan bos kaya gini?