Kenapa Ada Leader Kompeten Tapi Gak Dipercaya Tim? |#102
Skill yang bisa dilatih untuk bangun trust di tim
Pernah gak ketemu leader yang pintar dan kompeten, tapi gak dipercaya sama tim nya?
Dia paham bisnis dan strategi, cepat mengambil keputusan, punya visi yang jelas, efisien dan logis.
Sayangnya, dia sering memotong pembicaraan tim, merasa udah tau semua jawabannya tanpa mau dengerin orang bicara, dan kalo dikritik selalu defensif.
Kenapa bisa begitu?
Dari pengalaman saya jadi manager selama 8 tahun dan sampai hari ini memimpin tim di perusahaan yang saya bangun, ternyata kompetensi aja gak cukup buat bangun trust.
Ada satu skill sederhana yang sering diremehkan, tapi dampaknya besar: kemampuan mendengarkan.
Di newsletter ini, saya ingin membahas
5 Tanda leader tidak jago mendengar
Kenapa leader butuh skill mendengarkan?
3 Cara melatih kemampuan mendengarkan
Yuk kita mulai
5 Tanda Leader Tidak Jago Mendengar
1. Terlalu cepat bereaksi
Beberapa leader terburu-buru merespons update, komplain, atau opini dari tim tanpa mendengarkan secara utuh.
Komplain karyawan dianggap "drama" tanpa memahami konteksnya dulu
Kalau ada orang menyampaikan ide, langsung bilang "gak bakal jalan tuh"
Tim baru jelasin setengah masalahnya, leader langsung memotong
2. Defensif saat dikritik
Sering kali gak terima ketika dikritik, bukannya dengerin malah menyerang balik
Setiap kritik dianggap serangan personal
Kalau dikritik, langsung bongkar kesalahan tim di masa lalu
Jawab kritik dengan mencari pembenaran tindakan mereka
3. Terlihat gak peduli
Leader gak menunjukkan tanda keterlibatan saat tim sedang berbicara, baik dari lisan atau bahasa tubuh.
Kalau ada yang ngomong, leader sering main HP dan sibuk sendiri
Hanya tertarik soal hasil, gak pernah nanyain tentang beban, tantangan dan progres kerja
Gak ada respon ketika tim menyampaikan pendapat, bahkan mengangguk pun tidak
4. Merasa udah tau semuanya
Leader yakin pengalaman dan pengetahuannya udah cukup dan merasa bisa jawab semuanya
Gak pernah minta masukan saat bikin keputusan strategis
Meeting cuma jadi sesi instruksi satu arah, bukan diskusi dua arah
Saat ada ide baru, leader cenderung tertutup dan menolak
Padahal wajar kalau kita gak tau dan akui aja ketika kamu masih belajar. Kalau kamu butuh belajar lebih dalam untuk memimpin tim dengan efektif, bisa belajar di course saya SOLID Project Management System.
Di situ saya bahas gimana caranya mengelola proyek dengan langkah-langkah praktis yang bisa langsung diterapkan.
Mulai dari analisis situasi, perencanaan jadwal, memimpin tim, hingga pengelolaan risiko.
Cek detail course-nya di sini
5. Tidak menindaklanjuti
Setelah dengerin keluhan atau saran, leader gak mengambil langkah nyata untuk menindaklanjuti
Tim udah sering ngasi feedback soal sistem kerja, tapi gak ada perubahan apa-apa
Ide brainstorming dicatat, tapi gak pernah ada yang dipakai, cuma pakai ide sendiri
Janji review dan mengubah beban kerja tim, tapi gak pernah dibahas lagi
Kenapa Leader Butuh Skill Mendengarkan?
Kelima penyebab tadi membuat kepercayaan anggota tim jadi menurun, ini tanda-tandanya:
Anggota tim gak mau ngasi feedback jujur
Ide dan masalah penting banyak yang terpendam
Demotivasi karena tim merasa tidak diperhatikan
Rasa percaya diri anggota tim jadi menurun
Partisipasi dalam diskusi jadi menurun
Anggota tim jadi gak percaya sama leader
Kalau sudah begini, mungkin jadi sinyal buat leader untuk mengasah skill mendengarkan
3 Cara Melatih Kemampuan Mendengarkan
Mendengarkan yang dimaksud di sini bukan sekedar dengar ya, tapi active listening (mendengarkan secara aktif).
Di mana sebagai leader kita gak cuma dengerin apa yang orang lain katakan, tapi juga terlibat, berempati dan menanggapi dengan tepat.
Kelihatannya simple ya, tapi banyak manager yang belum punya skill ini.
64% profesional HR menilai active listening itu skill pemimpin yang paling penting. Tapi lebih dari 50% manajer gak punya skill ini.
Lalu gimana caranya melatih active listening ini?
1. Pahami 4 Gaya Mendengarkan
Saya tau 4 gaya ini dari artikel Harvard Business Review, yang judulnya "What Is Active Listening?"
Berorientasi pada tugas: Fokus pada efisiensi dan bertukar informasi penting
Analitis: Menganalisis masalah dengan objektif
Relasional: Membangun koneksi, berempati, dan merespons emosi dengan bijak
Kritis: Mengamati dan membuat penilaian tentang percakapan dan pembicara
2. Pilih gaya yang cocok sama konteks
Cek dengan 3 pertanyaan ini
Apa tujuan saya mendengarkan?
Siapa lawan bicara saya?
Kenapa saya perlu bicara? Apa lawan bicara butuh itu atau gak?
Cara mendengarkan kita mungkin akan berbeda ketika sama tim member dan anggota keluarga
Kita bisa memilih salah satu atau kombinasi
Selain itu, kita bisa juga konfirmasi ke lawan bicara
Tim member mau dikasi kritik yang jujur, empati, atau solusi terhadap masalahnya
3. Sadari miskonsepsi active listening
Selama ini kita didoktrin kalau mendengarkan itu cukup dengan melakukan 3 hal ini:
Mengangguk-angguk
Diam dengerin saat orang lain bicara
Bisa mengulang apa yang diomongin
Padahal active listening ga cuma itu, tapi juga:
Memberi pertanyaan yang relevan dan memicu diskusi
Membangun suasana dialog yang kolaboratif, bukan kompetitif
Membuat lawan bicara merasa nyaman dan dihargai ketika berpendapat
Recap
Active listening adalah kemampuan gak cuma dengerin apa yang orang lain katakan, tapi juga terlibat, berempati dan menanggapi dengan tepat.
3 Cara melatih kemampuan active listening:
Pahami 4 gaya mendengarkan
Pilih gaya yang cocok sama konteks
Sadari miskonsepsi active listening
Interested to learn with me?
Ada beberapa cara untuk belajar lebih dalam sama saya, silakan pilih yang cocok sama kebutuhanmu.
Corporate Workshop Program
Sudah ada 60+ organisasi yang mengundang saya untuk memberikan pelatihan di organisasi mereka tentang leadership. Beberapa topik yang sering saya bawakan
Strategic Thinking
Building a High-Performing Team
Professional Communication
Silakan cek detailnya di sini
Self Paced Course
473+ orang yang udah belajar project management dan strategic thinking melalui kelas rekaman yang bisa diakses dimana saja dan kapan saja.
FYI, beberapa peserta kami meminta kantor mereka mereimburse sehingga mereka bisa belajar secara gratis. Siapa tahu kantor kamu juga menawarkan benefit yang serupa.
Silakan cek detailnya di sini
Content of The Week
LinkedIn - Hari-harinya strategic thinking di kantor
Calon leader biasanya punya ciri ini. Sayangnya, gak banyak orang yang punya. Mereka gak cuma komunikatif, tapi juga jago berpikir strategis. Ini kontribusi penting untuk membangun budaya positif dan mendorong rekan kerja lainnya untuk bekerja efektif.
X - 6 Cara meningkatkan kecerdasan emosional untuk para leader
Rahasia leader yang dihormati. Bukan jabatan tinggi, tapi EQ tinggi. Terus gimana caranya memiliki kecerdasan emosional yang tinggi? Untungnya kecerdasan emosional itu bukan bawaan dari lahir, melainkan perlu dilatih terus menerus.
Instagram - 3 Kunci utama hubungan sehat bebas drama
Gak hanya works untuk pasangan. Tapi juga untuk hubungan dengan profesional, teman bahkan keluarga. Ada 3 elemen yang sebaiknya ada biar semuanya berjalan dengan sehat. Saya jelaskan satu-satu ya.