Miskonsepsi Populer tentang Tugas Manager | #66
5 Kemampuan esensial leader yang dihormati
Selama berkarir, gue melihat manager itu punya “tuntutan” yang luar biasa.
Gak heran ada sebagian orang yang menolak promosi atau jadi manager, karena posisi tersebut memang ga semudah yang dibayangkan.
Ada beberapa stigma yang juga sering melekat, misalnya manager dianggap cuma bagian nyuruh-nyuruh doang.
Padahal faktanya, pekerjaan manager itu banyak banget.
Di newsletter ini gue mau bahas
Miskonsepsi tentang tugas manager
5 Kemampuan esensial leader
Cara mempraktekkan kemampuan tersebut dalam memimpin
Miskonsepsi tentang Tugas Manager
Kita sering membayangkan kalo pekerjaan manager itu ya tiga hal ini:
Ngasi solusi atas semua masalah yang ada
Bikin strategi dan inovasi
Ngasi instruksi ke anggota tim
Padahal sebenarnya, manager punya tanggung jawab yang lebih besar dari itu.
Gue mau fokus bahas beberapa kemampuan esensial bagi seorang manager yang sering kali diabaikan dan jarang dibahas.
Karena selama ini, kalau ngomongin kemampuan manager, kita cuma fokus ke kemampuannya berkomunikasi, manajerial, memimpin dan technical skills.
Gue mau kita punya perspektif baru tentang kemampuan yang mungkin kelihatannya sepele, padahal ketika manager punya ini, dia akan dihormati sama anggota timnya.
5 Kemampuan Esensial Leader dan Cara Menerapkannya
1. Bangun suasana kerja yang nyaman secara psikologis
Bukan sekedar bersikap baik dan bikin orang lain nyaman. Tetapi dia berhasil membuat anggota tim berani mengambil risiko, memberi ide-ide yang antimainstream, dan mengakui kesalahan.
Gue pernah punya manager yang berhasil melakukan ini. Ternyata dia secara rutin memiliki kebiasaan-kebiasaan ini:
Kalau tim gagal, dia ga bilang "Kok bisa gagal, apa yang salah?" Tetapi dia akan ngomong "Apa yang bisa lo pelajari dari ini?"
Ketika ada kerjaan yang gagal, itu ga menjadi kesalahan personal tetapi kesalahan dan tanggung jawab bersama.
Kalau ada yang ngadu masalah di kerjaan, atasan ga reaktif marah-marah. Tapi dia mau mendengarkan dan ngasi masukan kalo dibutuhkan.
2. Memberi kepercayaan
Saran gue, kemampuan ini adalah kemampuan pertama yang lo asah ketika pertama kali jadi manager.
Karena pondasi dari memimpin adalah adanya kepercayaan antara pemimpin dan yang dipimpin, begitu juga sebaliknya.
3 elemen untuk membangun kepercayaan, yang gue dapat dari salah satu artikel Harvard Business Review:
Hubungan positif: Peduli sama orang lain, membangun kerja sama yang baik, menyelesaikan konflik dengan cara yang sehat, ngasi feedback yang jujur dan membantu.
Skill yang bagus: Punya skill dan pengetahuan yang cukup juga jadi salah satu syarat manager bisa dipercayai oleh anggota timnya.
Karena itu menjadi tanda bahwa dia bisa mempertimbangkan keputusan dengan baik, memberi ide yang solutif, dan memahami dinamika di pekerjaan.
Konsistensi: Apakah perbuatannya selaras dengan perkataannya?
Manager yang bisa dipercaya cenderung bisa menepati janji, menghargai komitmen, dan memberikan contoh yang baik sejalan dengan apa yang dia katakan.
Surprisingly dari ketiganya, yang paling penting adalah membangun hubungan yang positif. Jadi mulai dari aspek itu, biar ga terlalu overwhelmed di awal-awal menjadi manager.
3. Jago komunikasi yang empati
Komunikasi yang bagus itu penting buat manager karena dia kerjanya bakal banyak berhubungan sama orang lain. Ketika komunikasinya jelek, tim bisa rawan miskom dan konflik.
Tetapi komunikasi yang jago pun belum cukup, perlu punya empati yang tinggi.
Ketika tim kesulitan, ga berasumsi negatif tapi bertanya & mendengarkan
Ketika tim ada masalah personal, kasi support & fleksibilitas
Ketika ada konflik, jadi penengah & cari win win solution
4. Bantu anggota tim bekerja optimal
Tugas utama manager itu bukan ngasi instruksi, tapi gimana membantu tiap orang yang dipimpin untuk bekerja optimal.
Caranya banyak sekali yang bisa dicoba. Mulai dengan mendelegasikan tugas yang tepat, memberikan mentoring dan training ketika skill mereka kurang, dan mengembangkan potensinya.
5. Berani mengakui kesalahan dan bertanggung jawab
Kadang manager itu punya ego untuk merasa "selalu benar, selalu bisa." Padahal sama seperti yang lainnya, kita semua bisa salah dan punya kekurangan.
Jadi menurut gue, sebagai manager penting banget untuk punya keberanian mengakui kesalahan dan bertanggung jawab.
Berdasarkan pengalaman gue, memiliki 5 skill ini perlu proses dan ga bisa instan. Bahkan sampai sekarang pun, gue masih terus belajar untuk mempraktekkan skill tersebut.
Hal yang terpenting adalah kita selalu mencoba untuk menerapkannya dengan menyesuaikan kapasitas dan konteks kita.
Best of luck!
Interested to learn with me?
Ada beberapa cara untuk belajar lebih dalam sama gue, silakan pilih yang cocok sama kebutuhan lo
Speaking Engagement
40+ organisasi yang udah mengundang gue sebagai pembicara.
Gue sudah berpengalaman menjadi pembicara di berbagai topik tentang karir dan self development untuk workshops, sharing sessions atau panel discussions.
Self Paced Course
340+ orang yang udah join di course ini.
Belajar mandiri di mana saja dan kapan saja tentang topik project management, career planning dan strategic thinking.
Content of The Week
LinkedIn - Formula Bahagia dari Psikolog Harvard
Selama ini kita sering percaya sama siklus ini: Kerja keras → sukses → bahagia. Psikolog Harvard menentang pendapat tersebut di bukunya The Happiness Advantage. Dia merombak total formula itu.
Threads - Menciptakan Privilige Kita Sendiri
Kita sering berpikir kalo hanya orang yang punya privilige yang bisa sukses. Dari buku The Unfair Advantage, gue belajar kalau kesempatan sukses itu bisa dibuat. Gue bahas MILES framework.
Tiktok - Kerja bareng bos micromanage mengubah perspektif gue 180°
Gue pernah punya atasan yang micromanage. Dia selalu pengen tau gue lagi ngerjain apa. Bahkan hampir setiap hari minta status update sampe ganggu flow kerja gue. Gue belajar 1 mindset dari situasi ini.
Instagram - 3 Kunci Utama Sukses Career Switching
Selama ini, gue sering menemui orang yang career switching hanya modal passion. Punya passion di bidang tertentu itu bagus, tetapi untuk sukses di suatu bidang minat aja ga cukup. Ini 3 modal yang perlu lo punya.