Hi buddy
Gue pernah ngerasa udah kerja sebaik mungkin.
Semua task beres, semua deadline aman. Tapi tiap kali rapat strategi, gue cuma duduk, dengerin, dan nunggu giliran disuruh ngerjain sesuatu.
Awalnya gue gak ambil pusing. Gue pikir, selama kerjaan gue rapi dan hasilnya bagus, orang pasti bakal notice. Tapi sering kali gue ngerasa keputusan besar diambil tanpa melibatkan gue.
Puncaknya waktu proyek yang gue garap berminggu-minggu tiba-tiba diubah total karena strategi tim berubah.
Semua kerjaan gue tetap dianggap bagus, tapi gak relevan lagi. Dan itu rasanya, nyesek banget. Kayak kerja keras gue gak punya bobot di keputusan penting.
Lama-lama gue sadar, bukan karena gue gak capable, tapi karena cara main gue masih di level eksekusi. Gue sibuk banget jadi orang yang bantu semuanya jalan, tapi gak pernah mikirin arahnya mau ke mana.
Waktu itu gue mikir,
“Apa ini berarti gue cuma support system selamanya?”
Dan di situ gue mulai ngeh: kalau mau naik level, caranya bukan nambah kerjaan, tapi geser peran. Dari “yang bantu ngerjain” ke “yang bantu atasan berpikir”.
Bukan sekadar tahu apa yang harus dilakukan, tapi ngerti kenapa hal itu penting buat bisnis atau tim.
Di newsletter kali ini, gue bahas 5 langkah konkret buat lo yang pengen geser posisi dari eksekutor jadi partner strategis atasan.
1. Pahami Bisnisnya, Bukan Cuma Tugas Kita
Kebanyakan orang terlalu fokus di “bagian kecil” dari pekerjaannya.
Padahal kalau kita mau didengar, kita harus paham konteks besarnya: kenapa pekerjaan itu penting dan ngaruh ke apa.
Coba mulai tanya hal ini ke diri sendiri:
Dari mana hasil kerja gue berdampak ke target tim atau perusahaan?
Apa konsekuensinya kalau bagian gue gak jalan dengan baik?
Apa yang bikin bos gue pusing akhir-akhir ini, dan gimana gue bisa bantu ngurangin itu?
Kalau kita bisa ngerti logika bisnisnya, cara kita ngomong juga bakal beda.
Kita gak lagi bilang “Gue udah kerjain A, B, C,” tapi jadi “Kalau kita ubah proses A, efisiensinya bisa naik 20%.”
Dan percayalah, orang yang ngomong dengan bahasa dampak bakal selalu didengar.
2. Gunakan Data dan Analisis Insight nya
Orang yang strategis gak cuma ngasih opini, tapi bisa nunjukin fakta dan hasil.
Karena di dunia kerja, data itu mata uang.
Misal, kita ngerasa workload tim udah gak realistis. Jangan cuma bilang “Kita overwhelmed, nih.”
Tunjukin data: “Dalam 2 bulan terakhir, beban kerja naik 40%, dan output tim turun 15%. Kita perlu revisi timeline atau prioritas.”
Atau kalau kita pengen ngasih ide baru, bawa insight:
Apa masalahnya
Data pendukungnya
Perkiraan dampak kalau ide itu dijalanin
Dengan begitu, kita gak cuma dianggap berpendapat tapi bantu mengarahkan keputusan.
Dan itu bedanya “doer” sama “thinker”.
3. Manfaatkan Tools yang Bantu Lebih Efisien
Banyak orang sibuk, tapi gak produktif. Karena waktu habis buat hal-hal teknis, bukan mikirin hal penting.
Kalau kita mau naik kelas, kita harus punya sistem kerja yang bantu lihat pola, bukan cuma tugas.
Mulai dari hal kecil:
Gunakan project tracker biar bisa lihat tren workload tim
Simpan hasil diskusi penting di satu tempat, biar bisa narik insight dari situ
Buat catatan refleksi tiap akhir minggu: hal apa yang paling bantu tim jalan lebih lancar
Tools bukan cuma soal teknologi. Kadang sesimpel punya cara dokumentasi yang rapi, biar bisa ngasih data, bukan asumsi.
Dan makin kita efisien di urusan teknis, makin banyak ruang buat mikir strategis.
Kemampuan ini juga gue bahas detail di buku gue, SOLID Skills, namanya Digital Mindfulness.
4. Pahami Cara Mikir dan Gaya Kerja Atasan
Setiap atasan punya “bahasa kerja” sendiri.
Ada yang mikirnya makro banget, fokus ke arah besar dan dampak jangka panjang.
Ada juga yang mikirnya mikro, fokus ke detail, timeline, dan hasil cepat.
Kalau kita bisa nyamain frekuensi, komunikasi kita bakal jauh lebih efektif.
Contoh:
Kalau bos tipe strategis, jangan kirim update kayak gini:
“Kita udah bikin tiga versi desain.”
Tapi ubah jadi:
“Kita lagi uji tiga versi desain buat lihat mana yang paling ngaruh ke konversi. Minggu depan gue share hasilnya.”
→ Kita nyambung ke why-nya, bukan cuma what-nya.
Kalau bos tipe detail-oriented, jangan kirim laporan setengah jadi.
“Masih proses, nanti gue update lagi ya,” bikin dia gak tenang.
Lebih baik kirim status jelas:
“Slide 1–8 udah fix, tinggal revisi minor di bagian insight. Target beres hari Kamis.”
→ Kita ngasi kepastian dan kontrol, dua hal yang bikin dia nyaman.
Partner strategis itu bukan yang selalu sepemikiran, tapi yang tahu cara terbaik buat nyampein pikirannya biar didengar.
5. Bantu Manager Jadi Lebih Efektif
Ini salah satu cara paling cerdas buat naik level: bantu bos kelihatan bagus.
Serius.
Kalau kita bisa bikin atasan lebih efisien, lebih siap, dan lebih tenang karena kita ada, kita otomatis naik nilainya di mata dia.
Caranya?
Antisipasi apa yang dia butuh sebelum dia minta
Kasi heads-up lebih awal kalau ada potensi masalah
Bantu dia punya gambaran besar dari data atau progress tim
Kasi masukan dengan cara yang elegan dan solutif
Banyak orang pikir “bantu bos” itu kayak cari muka. Padahal beda banget.
Yang satu nyari perhatian, yang satu bangun kepercayaan.
PS. Kalo lo mau jadi teman berpikir atasan, lo bisa belajar dan mengasah skill berpikir strategis.
Gue bahas mulai dari definisi, manfaat, framework dan langkah-langkah yang bisa diterapkan di pekerjaan dalam buku gue, SOLID Skills.
Interested to learn with me?
Ada beberapa cara untuk belajar lebih dalam sama saya, silakan pilih yang cocok sama kebutuhanmu.
Corporate Workshop Program
Sudah ada 60+ organisasi yang mengundang saya untuk memberikan pelatihan di organisasi mereka tentang leadership. Beberapa topik yang sering saya bawakan
Strategic Thinking
Building a High-Performing Team
Professional Communication
Silakan cek detailnya di sini
Self Paced Course
473+ orang yang udah belajar project management dan strategic thinking melalui kelas rekaman yang bisa diakses dimana saja dan kapan saja.
FYI, beberapa peserta kami meminta kantor mereka mereimburse sehingga mereka bisa belajar secara gratis. Siapa tahu kantor kamu juga menawarkan benefit yang serupa.
Silakan cek detailnya di sini
Buku SOLID Skills
Sudah ada 700+ orang yang membaca buku SOLID Skills. Di buku ini gue share fondasi kesuksesan karier di masa depan dunia kerja, yaitu dengan punya 5 skill paling utama.
Strategic Thinking
Operational Excellence
Learning Agility
Influential Communication
Digital Mindfulness
Kalo lo mau baca bukunya, silakan pesan di sini
Content of The Week
LinkedIn - 10 Perilaku yang bikin bos lo diam-diam respek sama lo
Respect gak bisa diminta, tapi bisa dibangun. Biasanya datang dari hal-hal kecil yang konsisten kita lakukan. Kaya tanggung jawab, integritas dan insiatif.
X - Mitos karier terbesar: harus naik jabatan baru sukses
Naik jabatan gak jaminan naik kualitas hidup. Bisa jadi bikin kita justru jauh sama hidup yang kita mau. Gue share definisi karier sukses versi gue.
Instagram - 7 Hal yang bikin lo keliatan “cupu” di kantor
Punya skill tinggi, tapi gak pernah dianggap? Mungkin lo kurang nge-branding diri di kantor. Persepsi orang lain terbentuk dari interaksi sehari-hari, bukan cuma laporan kerja.
Tiktok - Buat junior yang pertama kali mimpin tim
Masih anak baru, tapi udah diminta memimpin tim? Kalo lo gak pede atau cemas, itu wajar banget. Tapi coba fokus ke melakukan persiapan ini.