Punya Tim Lebih Pintar? Gini Cara Manage Biar Tetap Didengerin
5 Langkah tetap pede mimpin bawahan yang lebih pintar
Ada satu pertanyaan yang sering muncul tiap kali saya mengisi training untuk para leader.
"Gimana caranya manage staff yang lebih pintar dari kita?"
Saya paham banget punya tim yang lebih pintar dari kita itu blessing sekaligus challenge.
Bahkan gak jarang saya menemui pimpinan yang meng-hire orang-orang yang less competent karena kewalahan kerja dengan tim yang pintar.
Meskipun sulit dan terkesan ‘semua orang pintar itu punya ego yang tinggi’ , percayalah punya bawahan yang pintar itu aset berharga.
Ketika kita bisa me-manage mereka, pekerjaan kita sebagai leader akan sangat dimudahkan oleh mereka. Kita juga bisa fokus pada masalah-masalah krusial dan memberikan impact yang lebih besar ketika didukung oleh tim yang (super) kompeten.
Oleh karena itu, di newsletter ini, saya ingin membahas:
Tantangan manage bawahan lebih pintar
Mindset yang perlu dibangun oleh leader
5 Langkah praktis biar tetap didengerin dan direspek
Tantangan manage bawahan lebih pintar
Dari diskusi sama beberapa teman yang juga leader dan peserta training leadership, ada beberapa tantangan yang dihadapi ketika manage staf yang lebih pintar.
Mulai dari perasaan cemas dan insecure karena merasa mereka lebih jago dari kita, takut ga bisa ngasi arahan yang tepat, bingung mau add value apa ke tim, takut gak direspek dan diengerin sama tim dan khawatir gak bisa menyesuaikan gaya kepemimpinan sama bawahan yang lebih pintar.
Perasaan itu semua wajar terjadi, tinggal bagaimana kita mengelolanya dan membuat strategi untuk mengatasinya.
Hal pertama yang perlu disiapkan sebelum take action adalah membangun mindset yang tepat. Sehingga langkah kita ke depan akan jauh lebih ringan kalau pola pikirnya sudah benar.
Sebelum manage staff ataupun stakeholder lainnya, kita perlu mengidentifikasi stakeholder dan menganalisis pengaruh serta minat mereka. Kemudian baru menentukan cara komunikasi yang cocok.
Ilmu ini bisa banget dipelajari ketika kita mengasah skill project management. Kalau kamu tertarik belajar lebih dalam, bisa banget cek course saya di sini
Apa aja yang bakal kamu dapatkan?
6 Modul berisi 50 video rekaman dengan total durasi 7 jam
Komunikasi privat untuk berdiskusi
[BONUS] Template, case study, dan learning journal
Mindset yang perlu dibangun oleh leader
Orang pintar tetap butuh pemimpin dan manajemen
Orang yang pintar mungkin tau cara melakukan sesuatu (sesuai skill teknisnya), tugasmu adalah membantu ngasi arahan kenapa tugas itu penting, jelasin apa yang perlu dicapai, dan apa yang benar-benar prioritas.
Leader bukan fokus ngasi solusi teknis tapi bantu mereka melihat tujuan lebih besar dan bikin sistem supaya tim bisa deliver solusi.
Tugas pemimpin itu bukan ngerjain tugas bawahan tapi mengelola dan menghubungkan
Leader itu bukan "staff senior" tapi "pengarah". Tugasnya adalah menghubungkan antar fungsi, menghilangkah hambatan dan menyatukan gerak.
Kadang peranmu mungkin gak keliatan dengan jelas, tetapi bisa jadi part yang paling harus ada biar kerjaan jadi lancar dan produktif.
Gak menjadi expert itu bukan berarti gak mampu manage
Kamu bisa gak jago coding, nulis, atau desain, tapi kamu perlu bisa mendorong diskusi tetap efektif dan optimal.
Leader itu gak bernapsu untuk adu skill dengan anggota timnya, tapi bersedia untuk mengelola dan bantu tim-nya maksimalin kemampuannya dan mencapai target bersama.
Langkah Praktis Biar Tetap Didengerin dan Direspek
Lalu gimana cara kita bisa mengelola tim yang lebih pintar dengan efektif tanpa kehilangan rasa percaya diri.
1. Akui kelemahan dan sadari kekuatan
Akui kalau sebagai leader, kamu bukanlah orang yang tau segalanya. Dan itu bukan hal yang memalukan.
Kalau kamu direkrut menjadi leader, berarti pasti kamu punya sesuatu yang dibutuhkan tim. Fokus sama kekuatan yang kamu punya dan wujudkan dalam bentuk bantuan ke tim.
Sadari kalau kolaborasi itu lebih membutuhkan kekuatan tim yang berbeda-beda untuk saling melengkapi, dibandingkan hanya punya satu skill spesifik yang sama.
Bayangkan apa jadinya kalo tim sepak bola hanya berisi striker saja. Mungkin bisa jadi analogi yang pas untuk memahami betapa pentingnya keragaman dari suatu tim.
2. Asah skill active listening
Bawahan yang lebih pintar biasanya punya pengetahuan yang lebih teknis, detail dan insight yang lebih keren. Kita gak perlu merasa terancam dengan hal ini, justru jadi peluang bagus untuk produktivitas tim.
Untuk itu, penting mengasah skill active listening ketika kerja sama mereka. Sehingga ketika mereka menyampaikan idenya, kita bisa beneran dengerin, merespon untuk memahami dan terbuka sama idenya meski berbeda dengan opini kita.
3. Beri ruang kebebasan untuk tim
Akui hasil kerja anggota tim dan apresiasi pencapaian mereka. Gak hanya hasil, tetapi juga prosesnya.
Jangan lihat pencapaian mereka sebagai ancaman. Dengan begitu, akan jauh lebih mudah untuk ngasi tantangan dan kebebasan kepada mereka untuk bekerja dan bertumbuh dengan cara mereka sendiri.
4. Beri dan minta feedback dari tim
Jadilah terbuka untuk diskusi dan encourage tiap orang untuk berbagi ide dan informasi. Tugas paling penting yang sering disepelekan di situasi ini adalah mendengar.
Mendengar dengan pikiran terbuka dan meminimalisir ego untuk tampil dan menang sendiri. Terima semua feedback dengan lapang dada dan terapkan yang relevan.
Jangan lupa juga untuk ngasi feedback. Bukan fokus ngasi feedback ke technical skill (karena mungkin itu kelemahanmu) tapi ngasi feedback sesuai batas kewenanganmu.
5. Terus belajar bukan buat bersaing tapi berkolaborasi
Ketika kerja bareng sama orang yang lebih pintar, wajar kalo kita jadi semangat belajar. Tapi pastikan motivasinya bukan untuk saling mengalahkan, tapi biar saling memahami.
Fokus untuk mengetahui area teknis dan cara kerja anggota tim secukupnya, sehingga kamu bisa lebih efektif dalam mengelola tim.
PS... Kalau kamu tertarik belajar project management, tapi belum ada budget
Bisa banget belajar dari FREE resources ini. Kamu akan dapat EMAIL COURSE dalam 3 hari
Di email course ini, kamu akan belajar
5 Kesalahan yang sering dilakukan saat manage project
Mencegah masalah-masalah yang bikin project mandek
Menemukan solusi dari masalah tersebut
BONUS: 4 Template project management
Interested to learn with me?
Ada beberapa cara untuk belajar lebih dalam sama saya, silakan pilih yang cocok sama kebutuhanmu.
Speaking Engagement
40+ organisasi yang udah mengundang saya sebagai pembicara.
Saya sudah berpengalaman menjadi pembicara di berbagai topik tentang karir dan self development untuk workshops, sharing sessions atau panel discussions.
Self Paced Course
340+ orang yang udah join di course ini.
Belajar mandiri di mana saja dan kapan saja tentang topik project management, career planning dan strategic thinking.
Content of The Week
LinkedIn - 9 Pertanyaan dan Rumus Jawaban Interview
Kunci lolos interview itu adalah persiapan. Sayangnya, ga semua orang mempersiapkan diri, cuma modal ngafalin CV dan latihan ngomong. Saya share pertanyaan dan rumus jawaban interview untuk naikin peluang lolos 10x lipat.
X - 9 Soft Skill Mahal dari High Performer yang Sering Disepelekan
Banyak high performer itu gak berangkat dari orang jenius atau technical skill level dewa. Tapi karena punya soft skill yang kelihatannya remeh, tapi nyatanya berharga banget.
Instagram - Rasanya Punya Gaji di Bawah Istri
Ketika baru mulai berbisnis, gue menghadapi sebuah kenyataan: Penghasilan gue jadi jauh di bawah istri. Gue gak merasa minder dengan situasi ini. Alasannya gue bahas di post
Tiktok - Kesalahan yang Bikin Hubungan Kita dengan Rekan Kerja Jadi Buruk
Salah satunya adalah reaktif dalam menyikapi suatu hal. Kita terbiasa langsung merespon stimulus yang muncul. Tanpa benar-benar mengidentifikasi akar masalahnya apa dan menemukan solusi terbaik.