Rahasia Leader yang Dihormati, Bukan Soal Jabatan Tinggi |#93
Kalo mau direspek dan punya tim yang solid, kuasai skill ini
Pernah kepikiran kenapa ada bos yang direspek tim, sementara yang lain cuma ditakuti?
Anggota tim-nya sama-sama mau mengikuti arahan bos, tetapi motivasinya berbeda. Tim yang satu patuh karena takut, satunya lagi patuh karena hormat.
Dari pengalaman gue berkarier selama 10 tahun terakhir dan hasil ngobrol dengan banyak teman, ada 1 faktor yang membedakan keduanya.
Faktor itu adalah kecerdasan emosional.
Manager yang galak mungkin kelihatannya tegas, tapi bukan berarti tanda leadership yang kuat. Justru sebaliknya, itu tanda kurangnya kecerdasan emosional.
Sebab mereka susah mengenali dan mengelola emosi sendiri, apalagi memahami perasaan orang lain.
Jadinya mereka lebih mengandalkan intimidasi untuk dipatuhi sama anggota tim.
Sebaliknya, manager dengan kecerdasan emosional yang tinggi tau betul cara membangun hubungan, ngasi feedback, dan berempati.
Mereka ga butuh intimidasi untuk mendapatkan kepatuhan dari anggota tim.
Nah di newsletter ini gue bahas
Apa itu kecerdasan emosional?
Lima komponen kecerdasan emosional
Strategi untuk melatih lima komponen tersebut
Kecerdasan Emosional
Banyak orang berpikir kecerdasan emosional hanyalah salah satu skill pendukung untuk jadi leader yang hebat. Padahal justru itu kunci utama keberhasilan memimpin tim.
Hal ini seperti yang diungkapkan Daniel Goleman dalam artikel di Harvard Business Review, "What Makes a Leader?" Di situ dia menulis:
"Saya menemukan bahwa para pemimpin yang paling efektif memiliki kesamaan dalam satu hal yang sangat penting: Mereka semua memiliki tingkat kecerdasan emosional yang tinggi." - Daniel Goleman
Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenali, memahami dan mengelola emosi diri sendiri. Gak hanya itu, tapi juga bisa mengenali, memahami dan memengaruhi emosi orang lain.
Kenapa leader butuh skill ini?
Membangun kepercayaan di tim
Bisa dikatakan pondasi utama untuk memimpin tim itu kepercayaan. Tanpa kepercayaan, anggota tim bisa bekerja asal dan gak mengikuti arahan manager.
Dengan punya kecerdasan emosional yang tinggi, manager bisa membangun hubungan baik dengan anggota tim, sehingga bisa lebih mudah dipercaya sama mereka.
Tetap tenang di situasi sulit
Ketika manager mampu mengelola emosi dengan baik, masalah, target, ataupun tekanan dari luar tidak akan mengganggu kinerjanya.
Manager tetap bisa tenang, berpikir jernih dan gak reaktif ketika ngadepin masalah.
Meningkatkan retensi dan loyalitas tim
Manager yang punya kecerdasan emosional yang tinggi cenderung bisa menerapkan active listening dan berempati.
Anggota tim jadi merasa dipahami dan dihargai oleh leader. Dampaknya mereka akan lebih produktif dan loyal.
5 Komponen Kecerdasan Emosional dan 6 Praktek Latihan
1. Self-awareness
Kemampuan mengenali dan memahami emosi dan preferensi pribadi.
Latihan untuk meningkatkan self-awareness
Johari Window: Alat untuk bantu kita kenal sama diri sendiri dan tau gimana orang lain melihat diri kita.
Cara mengisi:
Tulis daftar kata atau sifat tentang diri sendiri
Minta feedback dari orang lain tentang gimana mereka melihat kita
Kelompokkan dua data tadi ke dalam 4 kuadran Johari Window
Gunakan hasilnya untuk mengembangkan diri. Caranya memperbesar "Open Area" dengan banyak refleksi dan meminta feedback.
2. Self-regulation
Kemampuan untuk mengelola emosi secara sehat, memiliki kontrol diri dan beradaptasi dengan perubahan.
RAIN: Praktik mindfulness untuk bantu lo mengenali dan mengelola emosi
R: Recognize - Menyadari yang sedang terjadi
A: Allow - Mengizinkan pengalaman itu terjadi
I: Investigate - Menganalisis dengan penuh perhatian
N: Nurture - Mengembangkan self-compassion
Contoh:
Situasi: Dapat kritik pedas dari atasan
R: Sadar bahwa lo merasa sebel dan defensif
A: Terima perasaan itu tanpa reaktif marah-marah atau cemberut
I: Tanya diri sendiri, "Kenapa ini bikin gue marah?"
N: Ingat bahwa kritik bisa jadi bahan untuk lo jadi lebih baik lagi
3. Motivation
Mengembangkan dorongan internal untuk mencapai tujuan dan bertahan menghadapi rintangan.
OKR: Metode untuk menetapkan tujuan
Objectives: Target yang mau dicapai
Key Results: Ukuran untuk mengecek progress
Contoh
Objectives: Meningkatkan skill untuk naikin kualitas pekerjaan
Key results:
Ikut 3 course selama setahun
Buat 2 portofolio karya dengan menerapkan ilmu yang didapatkan
Meminta feedback ke atasan 2x per bulan
4. Empathy
Kemampuan untuk mengidentifikasi, memahami dan merespon keinginan, kebutuhan dan sudut pandang orang lain.
Radical Candor: Memberi feedback dengan jujur, to the point dan rasa kepedulian. Cara menerapkannya adalah dengan CORE
C: Context → Fokus konteks yang spesifik
O: Observation → Jelaskan periaku yang ingin lo highlight
R: Result → Dampak dari perilaku tersebut untuk dia dan tim
E: nExt StEps → Apa langkah selanjutnya yang diharapkan?
Contoh:
C: Gue perhatiin 3 deadline terakhir molor
O: Tugas terlambat 2-3 hari setelah deadline
R: Ini bikin workflow tim jadi terganggu dan planning mundur
E: Coba cek ulang cara lo atur prioritas ya. Kalo butuh bantuan, kabari jauh-jauh hari sebelum deadline
5. Social skills
Kemampuan untuk berinteraksi secara efektif dengan orang lain.
LEAPS: Metode terstruktur dan didasari empati untuk menangani konflik
L: Listen - Fokus mendengarkan pembicara
E: Empathise - Memahami dan memvalidasi perasaan
A: Ask - Klarifikasi dan kumpulkan informasi
P: Paraphrase - Konfirmasikan pemahaman
S: Summarise - Simpulkan poin-poin dan beri saran
Contoh:
Situasi: Perubahan target mendadak
Listen: Dengerin dan perhatikan ketika tim mengeluh target berubah dadakan
Empathise: “Gue tau ini pasti bikin frustrasi, apalagi kalau udah punya plan kerja yang jelas.”
Ask: “Menurut lo, bagian mana yang paling challenging dari perubahan ini?”
Paraphrase: “Jadi, perubahan ini bikin timeline yang udah lo susun jadi berantakan?”
Summarise: “Oke, kita bisa coba breakdown ulang tugas biar lebih mudah dikerjain.”
Selain itu, kita juga bisa membiasakan diri untuk menyampaikan 3 kata ajaib. Maaf - Tolong - Terima kasih.
Sederhana, tetapi kadang kita gak terbiasa untuk menerapkannya.
Selamat belajar dan latihan!
Interested to learn with me?
Ada beberapa cara untuk belajar lebih dalam sama gue, silakan pilih yang cocok sama kebutuhanmu.
Speaking Engagement
40+ organisasi yang udah mengundang gue sebagai pembicara.
Gue sudah berpengalaman menjadi pembicara di berbagai topik tentang karir dan self development untuk workshops, sharing sessions atau panel discussions.
Self Paced Course
340+ orang yang udah join di course ini.
Belajar mandiri di mana saja dan kapan saja tentang topik project management, career planning dan strategic thinking.
Content of The Week
LinkedIn - 6 Latihan Berpikir Strategis Biar Jadi Andalan Bos di Kantor
Gimana caranya jadi tangan kanan atasan? Salah satunya adalah punya kemampuan berpikir strategis. Caranya bisa dengan melatih 6 kebiasaan ini ketika bekerja.
X - 5 Cara Memaksimalkan Kinerja Otak
Ada hari hari dimana otak ini rasanya ga berfungsi dengan optimal. Susah fokus, ga bisa mikir, dan lemot. Dari buku Brain Rules, gue belajar 5 cara memaksimalkan kinerja otak kita yang bisa lo langsung praktekan.
Instagram - Tiga hal yang perlu disiapin pekerja kantoran yang mau bangun bisnis
Mulai bisnis itu ga cukup dengan punya modal, skill, dan target market. Tetapi perlu juga nyiapin mental. Ini 3 persiapan mental buat pekerja kantoran yang mau mulai bisnis.
Threads - High Performer vs Gila Kerja
Ada masanya gue terjebak sama fase "gila kerja". Terus-terusan kerja sampai lupa beristirahat. Dampaknya kualitas kesehatan gue menurun dan gue kurang enjoy bekerja. 3 Pertanyaan yang bantu gue produktif, tanpa mengabaikan work-life balance.
Tiktok - 7 Strategi Introvert Sukses Jadi Manager Tanpa Maksain Introvert
Banyak orang berpikir introvert gak cocok jadi manager. Padahal introvert punya keunggulan-keunggulan yang ternyata sangat penting untuk posisi leader. Gue share 7 strategi yang bisa dipakai introvert untuk sukses jadi manager.