Saat Leader Jadi Bottleneck Buat Tim...|#121
9 Kelakuan leader yang jadi hambatan tim
Hi buddy
Kita sering bayangin leader itu sebagai panutan dan pegangan tim.
Tapi apa jadinya kalo realitanya justru sebaliknya.
Bukannya mendorong tim untuk maju tapi leader malah menghambat progress tim.
Leader malah jadi bottleneck. Apa itu?
Di botol, bottleneck itu titik penyempitan untuk memperlambat aliran cairan yang keluar.
Sementara itu di leader, maknanya pemimpin yang memperlambat alur kerja atau produktivitas tim.
Dampaknya, timnya jadi mandek. Bukan karena tim gak capable, tapi karena satu orang: leader-nya sendiri.
Mau kirim proposal? Harus lewat dia.
Mau eksekusi ide kecil? Nunggu approval dia.
Mau ambil keputusan mendadak? Ya tunggu lagi… dan tunggu lagi.
Masalahnya, banyak leader gak sadar kalau mereka udah jadi bottleneck. Padahal efeknya bisa fatal: tim kehilangan momentum, frustrasi menumpuk, dan orang-orang bagus milih cabut.
Di newsletter ini gue mau share 9 tanda kalau leader udah jadi penghambat timnya sendiri, biar kita bisa lebih aware dan (kalau perlu) mulai berubah.
9 Kelakuan Leader yang Jadi Bottleneck di Tim
1. Semua Harus Lewat Dia
Bayangin mau bikin post IG yang sebenernya bisa langsung di-publish, tapi harus nunggu “review” dari leader. Bukan cuma nunggu sehari, kadang bisa sampai berminggu-minggu.
Tanpa disadari sadar, kebiasaan ini bikin tim kehilangan momentum. Bahkan keputusan kecil jadi drama besar karena semua orang takut melangkah tanpa persetujuan dari leader.
2. Perfeksionis Berlebihan
Perfeksionis itu bagus, sampai titik di mana standar yang ditetapkan gak pernah dijelasin dari awal.
Akibatnya, tim udah kerja mati-matian, eh… atasan minta ulang dari awal karena “kurang sreg”. Bukan cuma buang waktu, tapi juga bikin semangat tim anjlok.
3. Takut Delegasi
Ada leader yang kayaknya alergi kalau ngeliat orang lain ngerjain tugas penting.
“Biar gue aja yang kerjain, takutnya lo belum siap.”
Masalahnya, ini bikin beban kerja numpuk di leader, tim gak punya kesempatan belajar, dan leader jadi ninggalin kerjaan strategis.
4. Lambat Merespons
Gak ada yang lebih bikin frustrasi selain nunggu jawaban penting berhari-hari.
Apalagi kalau semua proses gak bisa jalan tanpa feedback atau approval dari lo. Bahkan, ide yang tadinya fresh bisa basi sebelum sempet dieksekusi.
5. Selalu Merasa Paling Benar
“Gue udah pernah ngalamin ini, mending ikut cara gue aja.”
Kalimat ini kelihatannya logis, tapi kalau diulang terus, efeknya fatal.
Ide-ide segar dari tim mati di tempat. Tim jadi sekadar eksekutor, bukan kontributor.
6. Suka Gonta-ganti Keputusan
Minggu lalu bilang A, minggu ini jadi B, minggu depan bisa aja C.
Bukan karena adaptif, tapi karena leader gak konsisten. Tim jadi bingung, strategi gak pernah matang, dan energi habis cuma buat menyesuaikan arah yang berubah-ubah.
7. Terlalu Banyak Ikut Campur
“Font-nya diganti deh, gue kurang sreg.”
Micromanaging kayak gini bikin tim ngerasa diawasi terus.
Padahal ada hal yang jauh lebih strategis yang harusnya difokusin. Kalau hal kecil pun harus atasan yang pegang, kapan tim bisa berkembang?
8. Gak Mau Bikin Sistem
“Kita fleksibel aja jalaninnya.”
Fleksibilitas itu oke, sampai gak ada SOP sama sekali.
Tanpa sistem, semua keputusan baliknya ke leader. Begitu leader gak ada, kerjaan berhenti. Ini bukan fleksibel, ini kekacauan yang dibungkus manis.
9. Kebanyakan Rapat, Minim Keputusan
Meeting demi meeting, tapi hasilnya nihil. Isinya cuma ngulang-ngulang masalah yang sama, tanpa keputusan jelas.
Tim akhirnya capek, karena waktu habis buat diskusi, bukan eksekusi.
Kalau 1–2 poin di atas pernah kita lakukan, itu wajar.
Tapi kalau udah jadi kebiasaan, kita bukan cuma memperlambat tim, tapi lagi membunuh produktivitas dan kreativitas mereka.
Awareness adalah langkah pertama. Begitu sadar, yuk mulai ngerem ego, ngasih ruang ke tim, dan fokus di hal yang benar-benar penting buat kemajuan bersama.
PS. Terus, gimana caranya jadi leader yang efektif?
Lo bisa mengembangkan 5 soft skill yang akan bantu lo bekerja optimal sebagai leader. Lima soft skill ini gue bahas detail mulai dari definisi, manfaat, study case hingga framework yang bisa lo terapkan di buku gue.
Kabar baiknya kita udah buka Pre-Order
Buruan check out di sini biar dapat bonus eksklusifnya. Karena periode dapetin bonus ini cuma sampai 31 Agustus 2025.
PS. Free Webinar, Siapa Cepat Dia Dapat
“Kenapa orang yang kerjanya lebih sedikit dipromosi lebih cepat?
Ini adalah topik yang akan gue bahas di sharing session, Senin 18 Agustus 2025, jam 19.30-20.30 WIB.
Kuota terbatas untuk 100 orang saja. Buruan daftar biar gak kehabisan.
Interested to learn with me?
Ada beberapa cara untuk belajar lebih dalam sama saya, silakan pilih yang cocok sama kebutuhanmu.
Corporate Workshop Program
Sudah ada 60+ organisasi yang mengundang saya untuk memberikan pelatihan di organisasi mereka tentang leadership. Beberapa topik yang sering saya bawakan
Strategic Thinking
Building a High-Performing Team
Professional Communication
Silakan cek detailnya di sini
Self Paced Course
473+ orang yang udah belajar project management dan strategic thinking melalui kelas rekaman yang bisa diakses dimana saja dan kapan saja.
FYI, beberapa peserta kami meminta kantor mereka mereimburse sehingga mereka bisa belajar secara gratis. Siapa tahu kantor kamu juga menawarkan benefit yang serupa.
Silakan cek detailnya di sini
Content of The Week
LinkedIn - 5 Jebakan high performer ketika jadi leader
Sebagian besar leader berangkat dari peran karyawan yang berperforma tinggi. Banyak orang mengira, mereka akan dengan cepat berhasil jadi leader. Ada 5 jebakan yang rentan menghantui mereka.
X - Jadi leader itu bukan soal jabatan
Banyak orang mengira leader itu adalah orang yang punya jabatan pemimpin. Itu betul, tapi tidak sesempit itu. Karyawan biasa bahkan bisa punya jiwa kepemimpinan.
Instagram - 10 Kebiasaan yang bikin lo jadi leader nyebelin
Kadang, kita merasa udah jadi leader yang baik. Tapi tanpa sadar melakukan kebiasaan buruk ini. Gue share ya 7 kebiasaan jelek dan kebiasaan penangkalnya biar jadi bahan refleksi.
Tiktok - High performer vs gila kerja
Apakah kita udah beneran produktif? Atau pura-pura sibuk dan cuma gila kerja. Kadang yang kebiasaan yang kita pikir sudah baik, ternyata justru toxic. Di sini gue share perbedaan keduanya dan pertanyaan yang bantu lo lebih produktif.