Top Performer ≠ Top Leader? Ini Kesalahan Promosi yang Sering Terjadi
Cara bedain karyawan yang berpotensi jadi leader dan nggak
Hai leader!
Pernah ga kamu promosiin karyawan yang paling jago secara teknis, tapi hasilnya malah bikin tim berantakan?
Alih-alih mendelegasikan pekerjaan, semua tugas penting dikerjain sendiri karena gak percaya sama tim. Tim jadi pasif, sering ragu, dan takut ambil inisiatif karena takut dihakimi.
Gak jarang anggota tim yang ngadu karena mereka merasa gak dipercaya dan dihargai. Mereka juga jadi gak dapat tantangan, pengalaman dan ruang berkembang selama bekerja.
"Tapi dia yang paling jago, kalo bukan dia siapa lagi yang layak dipromosiin?"
Setelah deliver workshop kepemimpinan di 60+ perusahaan, saya bisa bilang kamu gak sendirian. Kalau kamu ingin saya mengisi workshop leadership di perusahaanmu, bisa daftar di sini.
Banyak perusahaan, HRD, atau leader yang juga mengalami dilema serupa. Yang perlu kita semua pahami top performer itu tidak sama dengan top leader.
Skill teknis itu penting, tapi kepemimpinan butuh kemampuan lain.
Mulai dari kemampuan komunikasi efektif, pengambilan keputusan, berpikir strategis, delegasi, manajemen konflik, empati dan kecerdasan emosional.
Top performer bisa tetap jadi aset besar tanpa harus langsung diposisikan sebagai leader, ada jalur expert atau individual contributor yang bisa dikembangkan. Bahkan bisa jadi karyawan yang skill teknisnya biasa aja, justru memenuhi kriteria sebagai leader.
Di newsletter ini saya bahas:
Kesalahan promosi yang sering terjadi
5 Tanda karyawan yang berpotensi jadi leader
5 Tanda karyawan yang tidak berpotensi jadi leader
Kesalahan Promosi yang Sering Terjadi
Saya mengamati banyak perusahaan di lintas industri mengalami masalah yang sama.
Dan hal ini pernah dijelaskan oleh pakar pendidikan dan sosiolog asal Kanada, Dr. Laurence J. Peter, dalam bukunya The Peter Principle.
Peter Principle adalah konsep bahwa seseorang dalam organisasi akan dipromosikan hingga mencapai level di mana mereka tidak lagi kompeten.
Promosi berdasarkan performa di posisi sekarang, bukan potensi di posisi yang baru
Banyak orang dipromosikan karena mereka hebat di pekerjaannya saat ini, padahal pekerjaan di posisi yang baru butuh skill yang sangat berbeda.
Misalnya: karyawan teknis jadi manajer, padahal dia gak punya kemampuan memimpin tim.
Banyak posisi penting diisi orang yang gak kompeten
Ketika mereka dipromosi ke posisi yang di luar kemampuannya, performanya menurun dan kontribusinya jadi gak maksimal.
Ini bikin tim gak efektif, keputusan salah arah, dan produktivitas turun.
Situasi ini dianggap wajar dan udah biasa
Mungkin kamu pernah lihat bos yang gak ngerti cara mengelola orang, manajer yang gak bisa ambil keputusan, atau leader yang malah jadi bottleneck.
Masalahnya bukan karena mereka karyawan yang buruk, tapi mereka tidak ditempatkan di posisi yang tepat.
5 Tanda Karyawan yang Kurang Berpotensi Jadi Leader
Jangan asal ngasi promosi. Gak semua karyawan yang perform nya bagus cocok jadi leader. Ada yang memang jagonya di tugas teknis, tapi gak punya minat atau kemampuan untuk mimpin orang. Kenali 5 tanda ini biar perusahaan gak salah ngasi promosi.
1. Lebih suka ngerjain tugas teknis dibandingkan mengelola orang
Ketika jadi leader, top performer terkadang kesulitan untuk mendelegasikan tugas.
Sebagian dari mereka akan tergoda untuk ngerjain semua sendiri karena punya keahlian teknis, cenderung perfeksionis dan sulit percaya sama orang lain. Apalagi ketika mereka tidak tertarik sama sekali untuk mengelola orang.
2. Tidak suka jadi pusat perhatian atau role model
Ada orang yang sangat baik dalam pekerjaan mereka tapi tidak tertarik untuk menjadi pusat perhatian. Dia cenderung menarik diri saat harus tampil di depan banyak orang, ngasi arahan atau dijadikan contoh.
Kalo orang seperti ini dipaksa jadi leader, kemungkinan besar mereka akan kewalahan karena merasa tidak nyaman di situasi tersebut.
3. Lebih suka dikasi arahan dibandingkan menentukan arahan
Pernah ketemu sama karyawan yang sangat produktif dan efisien kalo dikasi to-do list dari atasan?
Tapi kalo dia disuruh ambil keputusan sendiri, susahnya minta ampun. Karyawan kaya gini kemungkinan kurang cocok ditempatkan di posisi leader, karena tim bisa gak gerak kalo dia gak bisa ambil keputusan secara mandiri.
4. Gak tertarik ngurusin drama dan politik kantor
Biasanya sering kali terlihat dengan sikapnya yang diam atau menjauh ketika ada gesekan atau konflik di tim.
Dia juga sering terlihat kesulitan dalam membangun pengaruh dan berkontribusi dalam politik kantor. Kemungkinan kandidat seperti ini akan kesulitan jadi leader karena leader perlu turun tangan untuk menjaga relasi di tim.
5. Lebih suka fleksibilitas dan kerja mandiri
Dia lebih nyaman mengatur ritme kerja sendiri tanpa terlalu banyak interaksi dan koordinasi dengan orang lain.
Padahal kalo jadi leader, kita gak bisa seenaknya sendiri justru kita dituntut hadir dan membantu orang lain untuk bekerja dengan nyaman dan optimal.
5 Tanda Karyawan yang Berpotensi Jadi Leader
Kadang, calon leader terbaik justru gak paling vokal atau paling jago teknis. Tapi mereka punya sesuatu yang bikin tim merasa aman, terarah, dan berkembang. Kalau kamu nemu karyawan dengan 5 ciri ini, jangan anggap remeh, mereka bisa jadi aset kepemimpinan masa depan.
1. Suka bantu orang lain berkembang dan menyelesaikan masalahnya
Gak cuma fokus ke performa sendiri, tapi justru lebih banyak memberi perhatian sama progress orang lain.
Bahkan tanpa diminta pun, dia bersedia untuk jadi tempat curhat dan ngasi solusi tentang pekerjaan ke tiap anggota tim.
2. Punya komitmen dan rasa tanggung jawab yang tinggi
Dia bisa diandalkan meskipun sebagian besar tugasnya gak sekonkret tugas teknis. Perannya mungkin gak kelihatan dengan jelas, tapi ngefek banget ke produktivitas tim.
Dia gak cuma tanggung jawab atas hasil, tapi juga mau berperan aktif di tiap prosesnya. Ini yang bikin mereka layak dipercaya untuk memimpin tim.
3. Berani ambil keputusan dan punya skill berpikir strategis
Dia gak cuma mikir apa yang harus dilakukan sekarang, tapi juga dampaknya ke depan dan kesesuaian dengan visi perusahaan.
Salah satu tandanya adalah dia punya skill berpikir strategis. Kemampuan untuk melihat gambaran besar, memahami pola, dan mengambil keputusan yang selarasa sama visi.
PS. Buat kamu yang tertarik mengasah skill berpikir strategis bisa join di course saya Strategic Thinking Mastery. Daftar sekarang di sini.
4. Punya skill komunikasi efektif dan bisa jadi role model
Dia bisa menyampaikan pesan dengan jelas, active listening dan gak masalah dengan perbedaan pendapat.
Dia juga nyaman ketika perlu menjadi contoh dan panutan buat anggota timnya. Biasanya orang seperti ini juga memiliki pengaruh kuat di tim sehingga mudah menjalankan peran kepemimpinan.
5. Paham kalo politik kantor itu seni membangun hubungan dan pengaruh
Kandidat yang layak jadi leader, dia merasa nyaman untuk "bermain" di politik kantor. Karena faktanya, banyak keputusan penting gak terjadi di ruang meeting, tapi di obrolan informal.
Bukan berarti bertindak segala cara ya, kandidat leader justru bisa menjaga integritas tanpa kehilangan pengaruhnya di tim. Karena memimpin itu gak cuma soal punya kuasa, tapi juga soal kepercayaan.
Recap
Kesalahan promosi yang sering terjadi adalah orang dipromosi karena kemampuan mereka di peran sekarang bukan potensi mereka di posisi baru.
5 Tanda karyawan yang kurang berpotensi jadi leader
Lebih suka ngerjain tugas teknis dibandingkan mengelola orang
Tidak suka jadi pusat perhatian atau role model
Lebih suka dikasi arahan dibandingkan menentukan arahan
Gak tertarik ngurusin drama dan politik kantor
Lebih suka fleksibilitas dan kerja mandiri
5 Tanda karyawan yang berpotensi jadi leader
Suka bantu orang lain berkembang dan menyelesaikan masalahnya
Punya komitmen dan rasa tanggung jawab yang tinggi
Berani ambil keputusan dan punya skill berpikir strategis
Punya skill komunikasi efektif dan bisa jadi role model
Paham kalo politik kantor itu seni membangun hubungan dan pengaruh
Dari 5 tanda di atas, mana yang paling sering kamu lihat di tempat kerja? Yuk share pendapatmu di komen ya
Interested to learn with me?
Ada beberapa cara untuk belajar lebih dalam sama saya, silakan pilih yang cocok sama kebutuhanmu.
Corporate Workshop Program
Sudah ada 60+ organisasi yang mengundang saya untuk memberikan pelatihan di organisasi mereka tentang leadership. Beberapa topik yang sering saya bawakan
Strategic Thinking
Building a High-Performing Team
Professional Communication
Silakan cek detailnya di sini
Self Paced Course
473+ orang yang udah belajar project management dan strategic thinking melalui kelas rekaman yang bisa diakses dimana saja dan kapan saja.
FYI, beberapa peserta kami meminta kantor mereka mereimburse sehingga mereka bisa belajar secara gratis. Siapa tahu kantor kamu juga menawarkan benefit yang serupa.
Silakan cek detailnya di sini
Content of The Week
Linkedin - Jago berpikir strategis vs Kurang berpikir strategis
Dulu ketika awal kerja kantoran, saya merasa udah kerja mati-matian, tapi kok hasilnya gitu-gitu aja. Bisa jadi itu karena kita kurang berpikir strategis di kantor. Gimana cara membedakan antara berpikir strategis dan kurang berpikir strategis?
X - 9 Ciri kandidat emas yang keliatannya biasa aja di CV
"Pengalaman kerja gak menjamin kesuksesan di peran baru." Ini bukan opini personal tapi hasil riset Harvard Business Review. Selain pengalaman kerja, ada 9 ciri kandidat emas yang keliatannya biasa aja di CV.
Instagram - Pasangan adalah mentor kita
Seperti kata Jay Shetty di '8 Rules of Love', pasangan adalah guru terbaik kita. Dari istriku dan perbedaan di antara kita, saya belajar banyak hal. Relationship bukan hanya tentang menemukan orang yang sempurna, tapi tentang menemukan orang yang tepat untuk ngasi pelajaran hidup yang kita butuhkan.
Tiktok - 3 Kunci utama untuk jago berpikir strategis
Miskonsepsi yang sering saya dengar soal berpikir strategis: “Berpikir strategis itu ribet dan kompleks.” Padahal sebenarnya, kunci utamanya cuma tiga hal ini: Visi + Problem solving + adaptasi. Saya jelaskan lebih lanjut di post ini.