Capek Belajar Tapi Hasilnya Nol? Coba Framework Ini
Bukan karena bodoh, bisa jadi karena gak punya strategi
Hi buddy,
Gue ada rencana bikin public webinar buat bantuin manager
Feel free to elaborate more di comment/DM ya
Pernah gak lo ngerasa udah usaha keras buat belajar hal baru, nonton video, baca artikel, ikut kelas, tapi hasilnya kayak langsung nguap gitu aja.
Gue dulu juga begitu.
Padahal udah niat banget upgrade skill, tapi tiap kali mulai belajar, semangatnya cuma bertahan seminggu.
Abis itu hilang arah atau tiba-tiba berubah haluan.
Gue sempet mikir:
“Mungkin gue emang bukan tipe orang yang bisa belajar cepat.”
Tapi ternyata bukan itu masalahnya
Masalahnya ada di cara belajar gue, yang asal comot sana-sini, alias sporadic learning.
Gak ada sistem, gak ada arah, cuma ikut rasa penasaran sesaat.
Dan setelah gue pelajari lebih dalam, gue nemuin satu framework yang ngebantu gue berubah dari sporadic learner jadi intentional learner.
Framework ini beneran ngubah hidup gue, dari orang yang gak suka baca, jadi bisa namatin 100 buku.
Namanya MOVE Framework.
MOVE terdiri dari empat bagian penting:
Motivate: punya alasan kuat buat belajar
Obtain: nemuin strategi belajar yang efektif
Validate: menguji apa yang udah lo pelajari
Educate: ngajarin ke orang lain biar makin nempel
Di episode newsletter kali ini, gue bakal bahas gimana cara lo pakai MOVE Framework buat ningkatin skill lo dengan lebih cepat, terarah, dan konsisten.
Yuk kita bahas.
Motivate
Motivasi itu alasan lo buat tetap jalan ketika proses belajar mulai nggak nyaman.
Gue belajar ini dari Viktor Frankl, penulis Man’s Search for Meaning.
Dia pernah ditahan di kamp konsentrasi Nazi, dan dari pengalamannya dia bilang, “Orang yang memiliki alasan yang kuat akan bisa melewati tantangan”
Jadi, sebelum mulai belajar apa pun, lo harus tahu dulu kenapa lo mau belajar.
Motivasi ada dua jenis:
Ekstrinsik, datang dari luar: Kayak pujian, promosi, gaji naik, atau pengakuan. Rasanya cepat muncul tapi juga cepat hilang.
Intrinsik, datang dari dalam: Karena lo suka belajar, lo pengen berkembang, atau karena itu sejalan sama nilai hidup lo. Butuh waktu buat tumbuh, tapi lebih tahan lama.
Awalnya, gue baca buku karena motivasi ekstrinsik, takut keliatan bodoh di depan orang kantor.
Tapi dari situ gue sadar, ternyata baca buku nggak sesulit yang gue bayangkan. Lama-lama malah nagih.
Sekarang, gue baca karena motivasi intrinsik: karena belajar itu menyenangkan. Dan ini sejalan dengan prinsip yang gue anut: gue percaya gue punya potensi yang harus selalu gue kembangkan.
So, coba deh lo pikirin: kenapa lo mau belajar? Itu titik awalnya.
Obtain
Tahap kedua: Obtain: nemuin strategi belajar yang efektif.
Gue pengen ngenalin konsep yang gue sebut “pragmatic smart.” Bukan cuma book smart atau street smart, tapi belajar sesuai tujuan.
Pragmatic smart:
Belajar sesuai dengan tujuan
Gunakan sarana pembelajaran yang sesuai
Pengembangan diri adalah tanggung jawab pribadi
Tanya dulu: tujuan lo belajar apa?
Intinya: selalu ada cara buat belajar, bahkan kalau lo gak punya mentor, budget, atau waktu.
Pilih aja cara yang paling cocok sama situasi lo sekarang.
Validate
Kebanyakan orang berhenti di sini. Padahal belajar gak selesai sampai lo menguji hasilnya.
Di tahap Validate, lo perlu melakukan praktik dan evaluasi.
Jangan terlalu cepet lompat ke action tanpa dasar, tapi juga jangan nunggu sempurna baru mulai.
Belajar sampai batas praktik Belajarlah sampai cukup paham buat menghindari kesalahan bodoh, biasanya 5–10 jam dasar udah cukup.
Praktik di zona nyaman Mulai kecil dulu dan lakuin di lingkungan yang suportif. Misalnya mau public speaking, coba aja latihan dulu di depan kamera, terus share ke teman, atau ngomong di depan teman lo.
Evaluasi hasilnya Mintalah feedback dan refleksikan hasilnya.
Proses ini mungkin gak nyaman untuk dilakukan tapi penting, karena kayak kata Ray Dalio di Principles:
“Pain + Reflection = Progress.
Rasa nggak nyaman itu justru tanda lo lagi tumbuh.
Educate
Langkah terakhir: Educate.
Belajar baru beneran lengkap kalau lo bisa ngajarin ke orang lain.
Salah satu teknik favorit gue adalah Feynman Technique, dari fisikawan Richard Feynman.
Prinsipnya: jelaskan hal kompleks dengan bahasa sederhana sehingga mudah dipahami orang lain.
Empat langkahnya:
Pilih topik yang mau lo ajarin.
Jelasin dengan kata-kata sederhana, hindari jargon/istilah.
Lihat apakah orang lain paham, kalau enggak, berarti ada celah di pemahaman lo.
Revisi cara lo menjelaskannya.
Semakin sering lo ngajarin, semakin dalam lo paham.
Itu juga alasan kenapa jadi trainer bikin gue terus belajar, karena lo gak bisa ngajarin sesuatu yang lo belum ngerti beneran.
Gue juga punya framework sederhana buat bantu lo ngajarin orang lain: What – Why – How – Now.
What: jelaskan topiknya.
Why: kenapa ini penting.
How: gimana cara prakteknya.
Now: apa langkah yang bisa dilakukan sekarang.
Intinya, belajar itu bukan soal seberapa cepat lo mulai atau seberapa banyak yang lo konsumsi, tapi seberapa konsisten lo jalanin prosesnya.
Dengan MOVE Framework, lo gak cuma belajar lebih cepat, tapi juga lebih sadar tujuan dan manfaatnya.
Gue penasaran, lo paling sering stuck di tahap yang mana waktu belajar hal baru?
Balas aja satu kata: Motivate, Obtain, Validate, atau Educate.
Interested to learn with me?
Ada beberapa cara untuk belajar lebih dalam sama saya, silakan pilih yang cocok sama kebutuhanmu.
Corporate Workshop Program
Sudah ada 60+ organisasi yang mengundang saya untuk memberikan pelatihan di organisasi mereka tentang leadership. Beberapa topik yang sering saya bawakan
Strategic Thinking
Building a High-Performing Team
Professional Communication
Silakan cek detailnya di sini
Self Paced Course
473+ orang yang udah belajar project management dan strategic thinking melalui kelas rekaman yang bisa diakses dimana saja dan kapan saja.
FYI, beberapa peserta kami meminta kantor mereka mereimburse sehingga mereka bisa belajar secara gratis. Siapa tahu kantor kamu juga menawarkan benefit yang serupa.
Silakan cek detailnya di sini
Buku SOLID Skills
Sudah ada 700+ orang yang membaca buku SOLID Skills. Di buku ini gue share fondasi kesuksesan karier di masa depan dunia kerja, yaitu dengan punya 5 skill paling utama.
Strategic Thinking
Operational Excellence
Learning Agility
Influential Communication
Digital Mindfulness
Kalo lo mau baca bukunya, silakan pesan di sini
Content of The Week
LinkedIn - Kenapa karyawan terbaik cabut meski udah digaji tinggi
Gak sedikit high performer resign dari kerjaan yang bergaji tinggi, bahkan rela dapat bayaran lebih rendah. Ini beberapa pertimbangan yang membuat mereka resign.
X - Atasan yang micromanage vs Atasan yang percaya
Ada dua tipe pemimpin kalo ngomongin otonomi kerja. Yang satu mengontrol setiap tugas kecil. Yang satu cukup tahu arah besar dan percaya sisanya bakal beres. Lo mau jadi tipe yang mana?
Tiktok - Strategi cerdas hadapi bawahan superior
Kesalahan leader ketika punya bawahan superior adalah gak mau delegasi karena takut keliatan bodoh. Padahal itu justru bikin lo dan karyawan jadi sama-sama kalah. Gini saran gue ketika lo berada di situasi ini, gue share di video.



